Suara.com - Penggunaan jam tangan pintar atau smartwatch telah awam di masyarakat. Bukan sekadar agar terlihat keren, penggunaan smartwatch juga berguna untuk memantau kesehatan tubuh.
Dokter spesialis keolahragaan dr. Grace Joselini, Sp.KO., mengatakan, bagi dokter sendiri penggunaan smartwatch memudahkan untuk mencatat rekam medis pasien secara berkala.
"Sebelum pandemi, kalau saya bertemu pasien bukan atlet atau misalnya pasien yang atlet nasional, saya selalu menyarankan kalau olahraga mengukur nadi. Jadi bisanya secara subjektif. Paling gampang digunakan biasanya lewat smartwatch," kata dokter Grace dalam konferensi pers Garmin, Rabu (29/9/2021).
Bukan hanya mencatat dari waktu ke waktu dan per aktivitas, hasil perhitungan smartwatch juga cukup bisa diandalkan untuk kesimpulan medis apakah tubuh dalam kondisi normal atau tidak.
Dokter Grace mencontohkan, dalam menghitung denyut nadi biasanya tidak bisa dilakukan hanya satu kali. Sehingga dalam hitungan beberapa kali yang tercatat dalam smartwatch bisa terekam rata-rata denyut nadi yang bisa disimpulkan kondisi baik atau tidak.
Bagi pasien tertentu, smartwatch bahkan disarankan dipakai juga saat tidur.
"Untuk diagnosa ini bisa jadi salah satu indikator. Jadi kalau misalnya kita mau diagnosa akan tanya dulu keluhannya apa. Jadi harus selalu setiap kali kita mau melihat kondisi kesehatan harus matching yang telah subjektif dan objektif. Salah satu objektifnya adalah dengan menghitung heart rate, tekanan darah, oksigen," paparnya.
Hasil perhitungan dari smartwatch bisa dijadikan rujukan untuk kemudian disesuaikan dengan keluhan fisik yang dirasakan pasien, lanjut dokter Grace.
"Kalau misalnya kita lagi capek, itu kan keluhan subjektif. Lalu kita akan cek untuk keluhan tes objektif lihat nadi dan lainnya. Enaknya (pakai smartwatch) sudah dihitungkan, jadi sudah lengkap perhitungannya," pungkasnya.
Baca Juga: Dewas BPJS Kesehatan Pastikan Pengobatan Legenda Bulutangkis Dijamin Penuh JKN-KIS
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025