Suara.com - Serangan jantung disebut juga dengan infark miokard. Kondisi itu terjadi secara tiba-tiba ketika bagian dari otot jantung tidak mendapatkan cukup darah.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, semakin terlambat pertolongan didapatkan oleh orang yang alami serangan jantung kerusakan pada otot jantung bisa makin besar.
Penyakit arteri koroner disebut menjadi penyebab utama serangan jantung. Kejang parah atau kontraksi tiba-tiba dari arteri koroner juga dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung.
Gejala serangan jantung meliputi nyeri dada atau rasa tidak nyaman, merasa lemah, pingsan atau pusing, nyeri pada satu atau kedua lengan atau bahu, sesak napas dan nyeri, ketidaknyamanan di rahang, leher atau punggung.
Dikutip dari Fox News disebutkan bahwa perempuan lebih mungkin mengalami gejala mual, muntah atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian secara global, sekitar 17,9 juta jiwa setiap tahun.
Ada beberapa faktor yang harus dipantau karena dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan serangan jantung.
Setidaknya ada tiga faktor risiko utama penyakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol darah tinggi, dan kebiasaan merokok.
Sementara beberapa faktor risiko tidak dapat dikendalikan, seperti usia atau genetika, perilaku lain yang menyebabkan peningkatan risiko dapat terjadi. Misalnya, makan makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol telah dikaitkan dengan penyakit jantung dan kondisi terkait. Terlalu banyak konsumsi makanan tinggi garam juga dapat meningkatkan tekanan darah.
Baca Juga: Dokter Temukan Sepotong Semen di Jantung Setelah Pria Ini Lakukan Operasi Tulang
Selain itu, tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan penyakit jantung serta meningkatkan kemungkinan memiliki kondisi medis lain yang juga termasuk faktor risiko, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Penggunaan tembakau juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung. CDC mengatakan bahwa merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Karena nikotin meningkatkan tekanan darah. Dan karbon monoksida dari asap rokok mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif