Suara.com - Angka kasus Covid-19 di dunia pagi ini, Rabu (13/10), menunjukkan peningkatan sebanyak 370.320 kasus infeksi baru dan 6.442 kematian baru.
Akibatnya, total akumulasi kasus positif sejak awal wabah terjadi tahun lalu telah mencapai 239,42 juta dengan 4,88 juta orang meninggal dunia akibat infeksi virus corona SARS Cov-2 tersebut, dikutip dari data situs worldometers.
Berbagai penelitian ilmiah di dunia terus dikembangkan untuk mengatasi penyakit infeksi tersebut dan mencegah kematian. Salah satunya pembuatan vaksin.
Terbaru, India sebagai produsen pembuat vaksin terbesar di dunia merekomendasikan penggunaan darurat suntikan Covid-19 Bharat Biotech untuk anak di bawah usia 12 tahun.
Keputusan itu muncul ketika India mengalihkan fokusnya untuk memvaksinasi anak-anak, setelah meluncurkan lebih dari 950 juta dosis untuk orang dewasa di antara populasinya yang hampir 1,4 miliar.
Covaxin dari Bharat Biotech, yang menggunakan virus corona tidak aktif dengan penguat kekebalan, termasuk salah satu dari tiga jenis vaksin Covid-19 yang digunakan India untuk memvaksinasi orang dewasa.
Lebih dari 110 juta dosis Covaxin telah diberikan dan perusahaan masih menunggu izin penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keputusan diharapkan bisa diberikan akhir bulan ini.
Tanpa persetujuan WHO, suntikan dua dosis vaksin Covid-19 untuk anak di bawah usia 12 tahun itu tidak mungkin diterima di seluruh dunia.
Profesor di Christian Medical College, Vellore, Dr Gagandeep Kang, mengatakan vaksinasi Covid-19 penting bagi anak di bawah usia 12 tahun yang memiliki komorbid.
Baca Juga: Sanksi Menanti bagi Camat yang Tak Mampu Capai Target Vaksinasi
"Untuk anak-anak yang sehat, mengingat risiko rendah dan sirkulasi virus yang rendah saat ini, aman untuk menunggu sampai lebih banyak orang dewasa yang terlindungi," imbuh Kang, dikutip dari Channel News Asia.
Bharat Biotech memulai uji coba Covaxin terhadap anak-anak pada Juni lalu, setelah gelombang kedua Covid-19 di India.
Data untuk kelompok usia 2 hingga 18 tahun telah ditinjau secara menyeluruh oleh Organisasi Kontrol Standar Obat Pusat dan Komite Ahli Subjek. Hasilnya, lembaga tersebut telah memberikan rekomendasi positif, klaim perusahaan.
Bharat Biotech belum secara terbuka membagikan data kemanjuran dan keamanan vaksin terhadap anak-anak.
Sejauh ini, hanya vaksin berbasis DNA pembuat obat Zydus Cadila yang diizinkan untuk penggunaan darurat pada anak-anak berusia minimal 12 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Otak di Balik 17+8 Tuntutan Rakyat: Siapa Sebenarnya Afutami yang Viral di Medsos?
-
Menpan-RB Kode CPNS 2025 Kembali Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?