Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebut keberhasilan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua menjadi bukti kuatnya sistem pencegahan Covid-19 di Indonesia.
Menurut Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito,upaya sistematis pemerintah dengan keterlibatan berbagai elemen masyarakat menjadi kunci berhasilnya PON XX berjalan tanpa lonjakan kasus besar.
"Dibalik berbagai resiko tersebut Indonesia cukup mampu dikatakan berhasil mencegah lonjakan kasus," ujar Wiku, dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.
Ia memaparkan data per 11 Oktober, membuktikan hanya ditemukan 83 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dari hampir 10 ribu peserta yang mengikuti acara PON XX atau persentasenya sekitar 0,83 persen.
Sebagai tambahan keluhan penyakit lain yang tercatat selama penyelenggaraan Pon ialah 4 kasus malaria dan 2 kasus diare.
Indonesia juga secara nasional mampu mempertahankan performa pengendalian COVID-19. Terbukti menjadi negara dengan nilai recovery indeks tertinggi se-Asia Tenggara, bahkan dalam suasana pembukaan sektor sosial ekonomi secara bertahap.
"Penilaian ini ditinjau dari aspek manajemen pengendalian kasus, vaksinasi dan mobilitas suatu negara," lanjutnya.
Beberapa upaya pemerintah selama PON XX 2021 di Papua dilakukan pada saat pra acara, saat acara dan paska acara.
Upaya yang dilakukan saat pra acara dengan rapat koordinasi jajaran pemerintah pusat baik Satgas maupun kementerian/lembaga terkait kelayakan daerah. Baik kondisi kasus, cakupan vaksinasi dan kesiapan sarana dan prasarana secara umum untuk menyelenggarakan acara besar.
Baca Juga: Prokes Masyarakat Indonesia Disebut Makin Lengah di Tengah Penurunan Covid-19
Dilanjutkan rapat koordinasi dengan jajaran pemerintah daerah untuk memastikan kesiapan dan komitmen Pemerintah Daerah menyelenggarakan acara besar dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Selanjutnya, pembentukan Satgas protokol kesehatan 3M selama rangkaian acara, pihak yang khusus dipilih mengawasi kepatuhan protokol kesehatan saat acara utama berlangsung. Lalu, monitoring kesiapan teknis protokol kesehatan oleh tim asistensi dari Satgas COVID-19 pusat yang diterjunkan langsung ke daerah.
"Hal ini dilakukan untuk melakukan bimbingan bagi pihak daerah khususnya kesempurnaan kesiapan penerapan protokol kesehatan mulai dari kecukupan masker, fasilitas cuci tangan maupun kemampuan Satgas Prokes khusus PON XX," katanya.
Sedangkan saat acara, melakukan monitoring dan evaluasi kepatuhan protokol kesehatan. Dalam implementasinya berbagai penemuan pelanggaran di lapangan menjadi input berarti khususnya upaya pengawasan dan pendisiplinan perilaku peserta saat acara berlangsung.
Kemudian pemantauan kasus positif di daerah penyelenggaraan dengan data yang tercatat oleh Dinas Kesehatan maupun surveilans rutin khususnya bagi peserta acara. Selanjutnya jika muncul kasus positif maka dilakukan tidak cepat penanganan kasus positif melalui kesigapan upaya rujukan isolasi atau perawatan, penelusuran kontak, serta investigasi epidemiologis untuk mengetahui sumber pola penyebaran.
Sejauh ini Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa munculnya kasus positif yang ada akibat adanya interaksi antarpeserta dalam kamar dan saat makan bersama, dan atlet juga sebagian menjadi penonton dan kadang-kadang pada saat selebrasi tidak taat protokol kesehatan. Lalu, pemantauan peserta yang telah menyelesaikan kegiatannya di tengah acara saat kepulangan.
Berita Terkait
-
Pembukaan Meriah PON Bela Diri 2025, Perpaduan Olahraga dan Budaya Nusantara
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
Terpopuler
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 25 Kode Redeem FC Mobile 18 Oktober 2025: Klaim Pemain OVR 113, Gems, dan Koin Gratis!
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia