Suara.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyebab utama banyak penyakit kardiovaskular. Ini terjadi ketika kekuatan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.
Hipertensi adalah faktor risiko penyakit jantung yang paling umum. Tekanan darah di bawah 120/80 mm Hg dianggap normal. Menurut American Heart Association, "Tekanan darah tinggi (HBP, atau hipertensi) tidak memiliki gejala yang jelas untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah.
Cara terbaik untuk melindungi diri sendiri adalah dengan menyadari risikonya dan membuat perubahan yang penting.
Meski tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan, dengan bantuan perubahan gaya hidup dan obat-obatan tertentu, dapat dikelola secara efisien.
Tidak ada tanda-tanda khusus yang menceritakan tentang tekanan darah tinggi. Namun, begitu mengembangkannya, jantung Anda berada pada risiko besar.
Meskipun tanpa diagnosis yang tepat, tekanan darah tinggi hampir tidak dapat dideteksi, ada tanda-tanda peringatan tertentu yang mungkin muncul, ketika Anda sudah berada pada stadium yang parah.
Sakit kepala dan mimisan
Biasanya, tekanan darah tinggi tidak menunjukkan tanda apapun. Namun, dalam kebanyakan kasus ekstrem, seseorang mungkin mengalami sakit kepala bersama dengan mimisan, terutama ketika tekanan darah 180/120 mm Hg atau lebih tinggi, menurut American Heart Association. Jika Anda terus mengalami sakit kepala dan hidung berdarah, segera hubungi bantuan medis.
Sesak napas
Baca Juga: 6 Manfaat Air Kelapa yang Menakjubkan untuk Kesehatan Tubuh
Ketika seseorang menderita hipertensi pulmonal yang intens, yaitu tekanan darah tinggi di pembuluh darah yang memasok paru-paru, ia mungkin mengalami sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, mengangkat, menaiki tangga dan banyak lagi.
Dalam krisis hipertensi, selain sesak napas, Anda mungkin mengalami kecemasan yang parah, sakit kepala, mimisan dan mungkin kehilangan kesadaran, jika tidak ditangani tepat waktu.
Cara menurunkan tekanan darah
Menurut American Heart Association (AHA), aktivitas fisik adalah kunci untuk menjaga tekanan darah Anda tetap terkendali.
Melakukan hal itu mempertahankan berat badan yang sehat dan juga mengurangi tingkat tekanan darah Anda, yang selanjutnya menurunkan risiko Anda terkena penyakit kardiovaskular lainnya.
Selain itu, mengikuti diet yang tepat sangat penting. Batasi asupan gula dan karbohidrat Anda dan perhatikan jumlah kalori yang Anda konsumsi. Katakan tidak pada konsumsi natrium berlebih dan kurangi makanan olahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?