Suara.com - Seiring menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia, ruang perawatan kasus anak juga mulai sepi pasien. Meski demikian ada beberapa anak dengan komplikasi yang dirawat karena Covid- 19 di RSCM. Misalnya anak dengan gangguan ginjal, pengidap leukemia.
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini SpA(K), Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, menyebutkan gejala pada anak memang jarang yang menjadi berat, bahkan sebagian besar tidak bergejala.
Meski yang dirawat pasti memiliki penyakit penyerta, kata dia, anak-anak juga dapat mengalami long covid-19, meskipun jarang. Misalnya masih terus-terusan merasa lemah dan mudah lelah, gatal-gatal terutama anak yang memiliki alergi.
"Beberapa penelitian memang menemukan kasus long covid namun tidak seberat orang dewasa. Kemungkinan karena daya tahannya belum pulih seperti biasanya,” papar Prof. Rini dalam acara #GoodTalkSeries IG Live kolaborasi Good Doctor dengan Sentra Vaksinasi Serviam, Kamis (14/10/2021).
Terkait anak sudah mulai masuk sekolah, Prof Rini, meyakinkan bahwa protokol sekolah tatap muka sudah sangat ketat. Anak-anak hanya sekitar 2 jam di kelas dan wajib menggunakan masker bahkan ada yang double masker dan menambahkan face shiled.
Selain itu, pembelajaran tatap muka pun hanya dua minggu sekali dan anak tidak membawa bekal sehingga tidak membuka masker selama di sekolah.
“Sampai saat ini di DKI Jakarta yang sudah memberlakukan sekolah tatap muka, belum ada klaster sekolah. Ada kasus namun ternyata anak tertular dari klaster di rumah,” kata Prof. Rini.
Karena anak-anak belum bisa divaksin, menurut Prof. Rini, salah satu upaya melindungi dari infeksi Covid-19 dengan memberikan nutrisi yang sehat. Selain itu, karena anak-anak lebih banyak berkegiatan di rumah, berikan vitamin secukupnya saja jangan berlebihan, cukup vitamin D dan Vitamin C.
Ini karena banyak anak kekurangan vitamin D terlebih setelah pandemi mereka jarang melakukan aktivitas fisik di bawah sinar matahari. Hal lainnya, lanjut dia, anak-anak, tidak membutuhkan vitamin E secara khusus. Jangan berlebihan karena akan terbuang kelebihannya melalui urine.
Baca Juga: Sepanjang Pandemi, Sebanyak 415 Anak Bunuh Diri di Jepang
Dr. Adhiatma Gunawan, Head of Medical Good Doctor mengatakan, para pasien long covid, termasuk anak-anak bisa berkonsultasi seputar kesehatan mereka dengan mitra dokter dan psikolog Good Doctor melalui Klinik Lawan Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat