Suara.com - Berdasarkan survey dari IPK, pembelajaran daring atau jarak jauh menimbulkan keluhan stres umum sebesar 23,9 persen dan 18,9 persen untuk keluhan kecemasan.
Survey KPAI juga menunjukkan bahwa 1.244 siswa dari 1.700 responden mengaku terbebani dengan tugas yang diberikan serta 1.323 siswa mengaku kesulitan mengumpulkan tugas akibat singkatnya waktu pengerjaan yang diberikan.
Tentunya, kondisi ini patut mendapatkan perhatian khusus dari para orangtua, khususnya moms. Menurut Irma Gustiana A, psikolog anak, self-growth dan parenting coach, orangtua harus melakukan langkah adaptasi kepada anak dalam mengatasi kecemasan atau masalah yang muncul.
"Apa itu? Amati, dengarkan, alihkan, pahami, tanyakan, apresiasi, sentuhan, dan ingatkan diri. Orangtua harus dapat mengamati perilaku dan mendengarkan hal apa yang dibutuhkan, diinginkan oleh anak sekaligus dapat mengalihkan anak dari gadget karena penggunaan perangkat teknologi tersebut mesti dibatasi dan diawasi,” jelasnya dalam Webinar Ruang Keluarga SoKlin Antisep, Selasa (19/10/2021).
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa anak juga membutuhkan apresiasi dan sentuhan (empati) dalam membangun hubungan emosional yang lebih kuat di dalam keluarga.
Irma mengatakan bahwa orang tua juga harus mengkondisikan lingkungan sosial anak serta memberikan dukungan dan meminimalisir tekanan dalam proses pendampingan PTM.
"Mempersiapkan anak dalam menghadapi kegiatan belajar tatap muka terbatas, orangtua perlu sekali menyiapkan mental anak, terutama terkait edukasi kesehatan dan menjaga jarak sosial selama kegiatan belajar, apa yang boleh dan tidak diijinkan ia lakukan selama tatap muka terbatas," jelasnya lagi.
Bukan cuma anak, lanjut dia, orangtua juga perlu menyiapkan diri sendiri agar tidak cemas dan tetap tenang melepaskan anak kembali ke sekolah. Untuk itu, komunikasi dengan pihak sekolah menjadi hal yang penting.
Sementara untuk pihak sekolah, Irma agar dapat memberikan sesi-sesi dukungan psikologis kepada anak dan meningkatkan kegiatan konseling melalui peningkatan fungsi guru BK misalnya. Pengurangan beban belajar anak dan perubahan model belajar juga perlu dipertimbangkan, seperti mengedepankan model pembelajaran yang lebih interaktif.
Baca Juga: Viral Sosok Ibu Guru Cantik, Murid Auto Pengen Sekolah Tiap Hari
Hal ini juga sejalan dengan yang disebut oleh Koordinator Fungsi Peserta Didik, Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbud-Ristek, Rika Rismayati yang mengingatkan adanya potensi ”learning loss”.
Istilah learning loss (kehilangan pembelajaran) sendiri merujuk kepada sebuah kondisi hilangnya sebagian kecil atau sebagian besar pengetahuan dan keterampilan dalam perkembangan akademis yang biasanya diakibatkan oleh terhentinya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan.
"Untuk mengurangi potensi tersebut, perlu untuk segera dikembangkan program remedial bagi anak-anak sehingga dapat mengejar ketertinggalannya," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
Terkini
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon