Suara.com - Sebuah komite penasihat Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui suntikan booster vaksin Johnson & Johnson untuk penggunaan darurat pada orang usia 18 tahun ke atas.
Rencananya, suntikan booster vaksin Johnson & Johnson ini akan diberikan setidaknya 2 bulan setelah orang-orang usia 18 tahun ke atas mendapatkan dosis awal. Tapi, keputusan ini masih akan diajukan ke FDA dan mengeluarkan keputusan resmi.
Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait FDA (VRBPAC) akan menimbang data keamanan dan keefektifan suntikan booster vaksin Johnson & Johnson untuk penggunaan darurat setelah 2 bulan pemberian dosis awal. Mereka menimbang hal tersebut melalui uji coba klinis yang melibatkan 30 ribu peserta.
Tapi, hal ini hanya berlaku bahwa semua orang yang berusia 18 tahun ke atas. Sebelumnya, komite penasihat vaksin dan produk biologi tersebut mendukung penggunaan darurat suntikan booster vaksin Pfizer dan Moderna untuk kelompok yang berisiko tinggi, seperti orang dewasa di atas usia 65 tahun dan orang usia 18-64 tahun yang berisiko tinggi.
Temuan ini juga menunjukkan satu dosis vaksin Johnson & Johnson menunjukkan tingkat efektivitas 74 persen dalam mencegah infeksi virus corona Covid-19 parah dan 70 persen mencegah penyakit simtomatik.
Menurut Dr. Penny Heaton, suntikan booster vaksin Johnson & Johnson yang diberikan setelah 2 bulan jeda dosis awal bisa membantu meningkatkan perlindungan tubuh hingga 94 persen.
Namun, penelitian menunjukkan tingkat kemanjuran vaksin Covid-19 Johnson & Johnson yang bervariasi.
Data pengawasan juga menemukan bahwa suntikan awal vaksin Johnson & Johnson 68 persen efektif mencegah rawat inap di antara orang dewasa tanpa penurunan kekebalan.
Heaton mengatakan bahwa tingkat perlindungan yang diberikan suntikan vaksin Johnson & Johnson dosis awal akan bertahan lama dari waktu ke waktu. Hal ini sangat berbeda dengan vaksin Covid-19 mRNA.
Baca Juga: Rusia Laporkan Mutasi Virus Corona Baru yang Lebih Menular dari Varian Delta, Apa Itu?
Namun, vaksin Johnson & Johnson menawarkan perlindungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan suntikan vaksin Covid-19 mRNA, bahkan ketika mengalami penurunan dalam jangka waktu lama.
"Kenyataannya, perlindungan dari vaksin Johnson & Johnson ini bisa bertahan dengan cukup baik dan lama. Sehingga, seseorang mungkin tidak Terlalu membutuhkan suntikan booster vaksin Covid-19," kata Dr. Michael Kurilla dikutip dari Fox News.
Meski begitu, hal ini masih menimbulkan kekhawatiran karena FDA belum melakukan analisis independen penuh atau verifikasi data yang dikirimkan perusahaan, termasuk analisis terhadap ribuan pasien yang membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Pada April 2021, CDC sempat mencabut penggunaan darurat vaksin Johnson & Johnson sementara karena mendapat laporan kasus pembekuan darah yang parah.
Namun, mereka mencabutnya setelah 11 hari dan mengatakan vaksin Covid-19 itu sudah memenuhi standar keamanan.
Dalam analisis keamanan yang telah diperbarui, mereka menemukan vaksin Johnson & Johnson tidak menyebabkan satu pun kasus sindrom pembekuan darah langka, trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia