Suara.com - Saat seseorang didiagnosis mengidap kanker, sebenarnya bukan hanya fisiknya yang sakit. Tapi, bisa juga mempengaruhi kesehatan mentalnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental merupakan keadaan di mana individu menyadari kemampuan yang dimilikinya, mampu mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif, serta memberikan kontribusi pada komunitasnya.
Kaitannya dengan kanker, sejak proses awal terdiagnosis, perawatan, hingga pemulihan bagi setiap individu menjadi perjalanan yang tidak mudah. Bahkan dapat menimbulkan dampak psikologis terhadap pasien maupun penyintas.
“Pasien kanker sangat rentan mengalami tekanan secara psikologis disebabkan oleh perasaan-perasaan negatif yang timbul ketika terdiagnosis, seperti perasaan cemas, stress dan sedih, belum lagi dampak dari proses pengobatan," kata Psikolog sekaligus founder of HOPE Psychology Center & Associate Speaker Psylution Yoana Theolia Angie Yessica dalam webinar bersama Zumba®, Selasa (26/10/2021).
Oleh karena itu, pasien kanker sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar, latihan regulasi emosi dan mengembangkan hobi agar tidak patah semangat dan tetap berjuang dqlam menjalani pengobatannya, lanjut Yoana.
Dalam proses pengobatan yang cukup panjang, pasien juga membutuhkan coping strategy yang bisa mengalihkan perhatian mereka dari efek perawatan.
"Karena jika kita punya kegiatan yang menyenangkan dan agenda yang ditunggu-tunggu, maka dapat membuat penyintas kanker memiliki niat untuk tetap bertahan dan ingin terus mengikuti kegiatan tersebut," imbuhnya.
Seorang penyintas kanker payudara Evelyn Liem berbagi pengalamannya bahwa dalam proses pemulihan penting untuk melakukan kegiatan yang bisa memberikan harapan dan energi positif untuk tetap kuat.
“Ketika terdiagnosa, saya merasa dunia runtuh sehingga harus melalui berbagai fase sampai akhirnya bisa menerima. Saat itulah, Zumba® menjadi tempat yang mampu membawa saya kembali semangat dan menemukan hobi yang telah lama hilang," katanya.
Baca Juga: 10 Manfaat Kopi Tanpa Gula bagi Kesehatan Tubuh, Termasuk Menurunkan Risiko Diabetes
Bergabung dengan komunitas olahraga, tidak hanya membuatnya sehat secara fisik tapi juga memperbaiki kondisi mentalnya.
"Gerakan yang mudah diikuti dan musik yang menyenangkan dapat membuat saya melupakan sejenak segala kegelisahan yang saya miliki dan fokus terhadap energi positif yang dihasilkan dalam kelas," kata Evelyn.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan