Suara.com - Payudara perempuan akan mengalami perubahan kondisi saat ditemukan adanya sel kanker.
Perubahan kondisi payudara sendiri dapat terjadi berbeda-beda pada tiap tingkat stadium kanker, mulai dari 0 hingga 4.
"Kalau masih stadium 0, dia tidak ada benjolannya. Tapi ada luka di payudara yang tidak sembuh-sembuh. Ini kita harus hati-hati," kata dokter spesialis bedah dr. Iskandar, Sp.B(K). Onk dalam webinar Bulan Peduli Kanker Payudara yang diselenggaran Kementerian Kesehatan, Selasa (26/10/2021).
Ia menambahkan, jika pada payudara ada benjolan sel kanker kemungkinan telah masuk stadium 1.
Pada stadium awal, benjolan masih kurang dari 2 cm kemudian terus bertambah hingga berukuran 2 sampai 5 cm, berarti telah masuk stadium 2.
"Dan kalau stadium 3 benjolannya sudah di atas 5 cm dan ada kelenjar getah bening. Tapi kalau benjolannya sudah ke mana-mana, misalnya menyebar ke tulang, itu sudah termasuk stadium 4," ucapnya.
Pengobatan yang diberikan kepada pasien kanker payudara sangat dipengaruhi dengan tingkat stadium.
Dokter Iskandar mengatakan, beberapa pilihan pengobatan kanker payudara meliputi, operasi, radiasi, kemoterapi, terapi hormonal, terapi target, dan yang terbaru imunoterapi.
Dokter akan menentukan metode pengobatan tergantung dari tingkat stadium kanker pasien tersebut. Menurut dokter Iskandar, pasien yang masih oada tingkat stadium awal, yakni 0 dan 1, kebanyakan tidak dilakukan kemotetapi.
Baca Juga: 70 Persen Pasien Kanker Payudara Terlambat Dapat Pengobatan, Menkes Imbau Hal Ini
"Cukup operasi, radiasi, itu sudah cukup tanpa kemoterapi. Itulah fungsinya kita melakukan deteksi dini. Perlu kesadaran untuk masyarakat semua, kita sedini mungkin melakukan tindakan SADARI (periksa payudara sendiri)," ujarnya.
Pengobatan kemoterapi biasanya baru dilakukan pada pasien dengan tingkat stadium lanjut untuk mencegah sel kanker menyebar ke organ lain.
Diakui dokter Iskandar, kebanyakan pasien takut melakukan kemoterapi lantaran efek sampingnya yang bisa menyebabkan rambut rontok.
"Tapi sebetulnya tidak semua. Obat kemo itu macam-macam, ada yang bisa membuat botak atau tidak. Itu tergantung dari jenis kemoterapinya," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda