Suara.com - Letak geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menimbulkan masalah dalam penyediaan sistem layanan kesehatan, terutama untuk pengobatan kanker payudara.
Secara global, kanker payudara menempati urutan pertama sebagai jenis kanker yang paling banyak dialami perempuan. Dalam proses pengobatannya diperlukan panduan penatalaksanaan yang komprehensif dan terus mengalami pembaruan sebagai upaya untuk mengoptimalkan hasil pengobatan pasien di seluruh wilayah di Indonesia.
Untuk itu, komunikasi antara para ahli onkologi juga menjadi kebutuhan yang penting agar dapat saling bertukar informasi dan bertukar pendapat.
“Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi sejak dini dan mempunyai tingkat kesintasan yang cukup tinggi jika penanganannya dilakukan secara tepat waktu dan optimal," kata Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia cabang Jakarta Raya Dr. dr. Cosphiadi Irawan, Sp.PD-KHOM., dalam webinar bersama Roche Indonesia, Selasa (1/11/2021).
Namun, saat ini, sebaran tenaga kesehatan profesional, terutama dokter spesialis onkologi, tidak merata di setiap daerah. Bahkan hanya terfokus pada kota-kota besar dan rumah sakit tipe A. Akibatnya, kesempatan untuk mendapatkan akses edukasi lebih dalam dan pembaruan pengetahuan bagi dokter di kota kecil
dan daerah terpencil menjadi sangat terbatas.
Tantangan tersebut salah satunya yang mendorong Roche Indonesia mengembangkan Breast Cancer Experts Network (BCEN) sebagai platform netral untuk para ahli onkologi di platform Docquity Breast Cancer Experts Network. Platform tersebut menjadi yang pertama di Asia Tenggara dan sudah beroperasi di enam negara termasuk Indonesia.
"Melalui jejaring ini, spesialis onkologi terbaik akan berkumpul dan bersama-sama membentuk komunitas yang saling berbagi keahlian dan sumber daya yang didedikasikan untuk memajukan penanganan kanker payudara dan memberikan hasil perawatan yang lebih baik bagi pasien," kata Dr. Ait-Allah Mejri, President Director of Roche Indonesia.
Mejri menambahkan, ruang digital itu juga menjadi komponen yang krusial untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan komunikasi yang lebih cepat dengan melampaui batas geografis wilayah, nasional, bahkan internasional.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. Dr. dr. Aru W Sudoyo, Sp.Pd., berpendapat bahwa platform digital tersebut sangat membantu para dokter untuk saling menjalin kerjasama. Selain itu, juga jadi solusi dari terbatasnya jumlah dokter onkologi.
Baca Juga: Kemenkes Akui Jumlah Dokter yang Tangani Kanker Payudara Masih Kurang
"Perbandingan antara dokter dan pasien itu memang sangat besar, di mana ada banyak tuntutan bagi dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal. Inilah yang akan kita perbaiki pelan-pelan. Kalau jumlah tidak bisa kita cukupkan dalam waktu dekat, maka komunikasi akan menjadi sangat penting," ungkapnya.
Ia berharap, ke depan platform BCEN tidak hanya memfasilitasi komunikasi terkait kanker payudara. Tapi, juga jenis kanker lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif