Suara.com - Penambahan berat badan secara berlebihan dapat berkontribusi pada masalah obesitas. Tak hanya itu, ternyata obesitas juga sangat mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Dikatakan, laki-laki gemuk dengan masalah diabetes, jantung, dan stroke mengalami satu dari enam kematian akibat kanker. Sementara itu, satu dari tujuh kematian akibat kanker pada perempuan juga terjadi pada orang yang memiliki masalah obesitas.
Melansir Healthshots, menurut National Cancer Registry Program (NCRP), jumlah kasus kanker kemungkinan akan meningkat dari 13,9 lakh (satuan Bangsa India setara seratus ribu) pada tahun 2020, menjadi 15,7 lakh pada tahun 2025.
Artinya, masalah obesitas akan meningkat hampir sebesar 20 persen.
Selain itu, kanker seperti kanker mulut, paru-paru dan kolorektal, telah memengaruhi kelompok usia 20-50 tahun, di mana ini terjadi pada kelompok usia produktif.
Sementara itu, Direktur Unit Bedah Onco dari Rumah Sakit Fortis Mumbai Dr. Anil Heroor mengatakan, hampir enam jenis kanker terkait obesitas meningkat di antara orang di bawah usia 50 tahun.
"Ini adalah kanker usus besar atau dubur, kanker pankreas, kanker ginjal, kanker kandung empedu, kanker rahim, dan multiple myeloma," ungkapnya.
"Kanker ini sering sulit ditemukan pada orang yang lebih muda, sampai penyakitnya lanjut dan lebih sulit diobati," lanjut Dr. Anil.
Lalu, bagaimana obesitas bisa meningkatkan risiko kanker?
Baca Juga: Peneliti dari Universitas Cambridge Yakin Telah Menemukan Cara Mengatasi Obesitas via Gen
Menjawab pertanyaan itu, Dr. Anil mengatakan, mengatakan ada lemak dinamis yang bisa menyebabkan masalah disfungsional dan peradangan, yang pada akhirnya bisa berisiko terkena kanker.
"Banyak kanker terkait dengan obesitas berada di organ yang tertanam di bantalan lemak. Selain itu, kelebihan lemak juga dapat memengaruhi seluruh tubuh, sehingga ini bisa menimbulkan efek sistemik," ungkap Dr. Anil.
"Misalnya, orang dengan jaringan lemak disfungsional sering mengalami perubahan kadar hormone. Seperti insulin dan estrogen. Perubahan ini dapat merusak DNA, dan menyebabkan beberapa jenis kanker. Termasuk beberapa organ dan kanker darah multiple myeloma," lanjutnya.
Meski berisiko, Dr. Anil melanjutkan bahwa setidaknya sepertiga dari kanker umum ini dapat dicegah. Selain itu, ada faktor lain tentang bahaya kesehatan akibat obesitas.
"Sama seperti selama satu dekade, kami telah memberi tahu anak muda bahwa merokok dan mengunyah tembakau dapat membahayakan kesehatan. Dan kita perlu menyadarkan orang tentang obesitas tentang gaya hidup yang tidak sehat, di mana ini bisa menyebabkan kanker," pungkas Dr. Anil.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara