Suara.com - Sebentar lagi, Indonesia akan memberikan vaksin Covid-1 untuk anak usia 6-19 tahun.
Ketua Ikatan Dokter anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K)., memprediksi kemungkinan sebagian besar anak usia 6-11 tahun bisa divaksinasi Covid-19. Sebab prinsipnya, selama anak dalam kondisi sehat maka bisa divaksinasi.
Sementara itu, kemungkinan hanya sedikit anak yang tidak bisa divaksinasi Covid-19 karena memiliki komorbid. Akan tetapi, faktor komorbid pada anak berbeda dengan orang dewasa.
"Anak-anak kita tahu komorbidnya biasanya masalah kelainan bawaan, seperti jantung bawaan atau penyakit bawaan lainnya. Beda dengan orang dewasa dengan komorbid, biasanya karena gaya hidup. Oleh karena itu, sebetulnya hampir sebagian besar anak dibolehkan untuk vaksinasi Covid," kata dokter Piprim dalam webinar Satgas Penanganan Covid-19, Senin (8/11/2021).
Kategori anak yang tidak bisa disuntik vaksin biasanya jika mengalami sakit berat. Misalnya, sedang terinfeksi berat, demam tinggi, maupun dirawat di rumah sakit karena pneumonia, kanker dengan pengobatan dosis tinggi, atau penyakit yang yang terjadi penurunan imunitas seperti HIV berat.
Jika anak mengalami penyakit kronik, misalnya penyakit jantung bawaan, dokter Pimprim mengatakan, selama kondisinya stabil dan penyakut sudah terkontrol maka bisa mendapatkan surat layak vaksinasi dari dokter anak yang biasa merawatnya.
"Prinsipnya, sedikit yang nggak boleh vaksinasi. Hanya tentu saja saya juga mengharapkan orang tua hangan khawatir karena Insya Allah vaksin ini aman. Bahkan di beberapa studi, efek sampingnya lebih ringan daripada pada orang dewasa dengan efektivitasnya juga lebih tinggi daripada orang dewasa," ujarnya.
Dokter Piprim menekankan, orangtua harus paham bahwa tertular virus yang sebenarnya akan jauh lebih berbahaya bagi anak dibandingkan kemasukan virus yang sudah dimatikan lewat vaksin.
"Karena vaksin dengan virus yang sudah mati itu dia akan merangsang kekebalan tapi penyakitnya nggak dapat," jelasnya.
Baca Juga: Kabar Baik, Sudah 200 Juta Dosis Vaksin COVID-19 yang Disuntikkan ke Masyarakat
Ia juga menegaskan bahwa pemberian vaksin Covid-19 kepada anak bukan tindakan coba-coba, melainkan telah melewati proses yang panjang. Dari mulai uji klinik terhadap hewan, kepada manusia dewasa. Kemudian setelah dinyatakan aman, baru diberikan terlebih dahulu kepada kelompok usia dewasa.
Lalu, setelah itu dilakukan uji klinik kembali untuk dipastikan aman jika diberikan kepada kelompok usia remaja. Setelah itu, barulah akan diberikan kepada kelompok anak 6-11 tahun.
"Jadi kebijakan vaksinasi kepada anak itu bertahap betul, tidak sembarangan. Coba-coba itu ketika orang tua nggak mau anaknya divaksinasi, tapi coba cobain saja langsung kena virus ganas covid," pungkasnya.
Kementerian Kesehatan menargetkan program vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun paling lambat dilakukan awal tahun 2022 dengan target sasaran yang akan divaksinasi sebanyak 25-28 juta orang.
Berita Terkait
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, IDAI Desak Evaluasi Total dan Beri 5 Rekomendasi Kunci
-
Kasus Keracunan Pelajar Meningkat, IDAI Minta Program Makan Bergizi Gratis Dievaluasi!
-
Keracunan Massal MBG: IDAI Ungkap Fakta 'Danger Zone' Makanan yang Bikin Ngeri!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG