Suara.com - Virus corona Covid-19 varian Delta yang sempat dikhawatirkan karena lebih menular dan dominan. Kini, nampaknya varian Delta sudah mulai menghilang di Jepang.
Menurut sekelompok peneliti, varian Delta mungkin sudah bermutasi yang membuatnya menghancurkan variannya sendiri sehingga perlahan menghilang di Jepang.
Padahal sebelumnya, varian Delta ini dominan dan berkontribusi pada peningkatan kasus virus corona Covid-19. Beberapa pekan terakhir, kasus infeksi varian Delta ini turun drastis hingga di bawah 200 orang.
Bahkan, peneliti mengatakan penurunan itu juga diikuti dengan fakta bahwa tidak ada lagi kasus kematian akibat varian Delta yang dilaporkan pada 7 November 2021.
Banyak ahli juga menduga punahnya varian Delta ini mungkin disebabkan oleh tingkat vaksinasi Covid-19 yang sudah tinggi di antara negara-negara maju, yang mana lebih dari 75 persen penduduk sudah divaksinasi penuh.
Faktor potensial lainnya yang menyebabkan kepunahan varian Delta adalah tindakan jarak sosial dan selalu memakai masker yang sudah tertanam kuat di benak masyarakat.
Tetapi dilansir dari Japan Times, penyebab utama punahnya varian Delta mungkin terkait dengan perubahan genetik virus corona Covid-19 selama reproduksi, dengan kecepatan sekitar 2 mutasi per bulan.
Ituro Inoue, seorang profesor di Institut Genetika Nasional mengatakan varian Delta di Jepang mengakumulasi terlalu banyak mutasi pada protein non-struktural yang mengoreksi kesalahan virus yang disebut nsp14. Akibatnya, virus berjuang untuk memperbaiki kesalahan tepat waktu sampai menghancurkan dirinya sendiri.
Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih banyak orang di Asia memiliki enzim pertahanan yang disebut APOBEC3A untuk menyerang virus RNA, termasuk virus corona Covid-19.
Baca Juga: Israel Buat Obat untuk Pasien Virus Corona Covid-19, Begini Hasilnya!
Para peneliti dari Institut Genetika Nasional dan Universitas Niigata mulai menemukan cara protein APOBEC3A memengaruhi protein nsp14. Mereka berusaha memastikan protein itu bisa menghambat aktivitas virus corona Covid-19 atau tidak.
Tim peneliti melakukan analisis data keragaman genetik untuk varian alfa dan delta dari spesimen klinis yang terinfeksi di Jepang dari Juni hingga Oktober 2021.
Mereka menemukan hubungan di antara sekuens DNA virus SARS-CoV-2 untuk menunjukkan keragaman genetik dalam diagram yang disebut jaringan haplotype. Secara umum, semakin besar jaringannya maka semakin banyak kasus positif yang disebabkannya.
Para peneliti berpikir varian Delta yang disebut oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS lebih dari dua kali menular ini memiliki keragaman genetik yang jauh lebih hidup.
Tapi, mereka justru menemukan fakta sebaliknya yang aneh. Jaringan haplotype hanya memiliki dua kelompok besar. Sedangkan, varian virus corona ini tidak lagi bermutasi di tengah proses perkembangan evolusionernya.
Saat peneliti melanjutkan pemeriksaan enzim koreksi kesalahan virus nsp14, mereka menemukan bahwa sebagian besar spesimen nsp14 di Jepang telah mengalami banyak perubahan genetik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining