Suara.com - Anda mungkin pernah tak sengaja menjatuhkan makanan ke lantai. Kebanyakan orang biasanya akan mengambilnya lagi ketika belum lama terjatuh karena mengikuti aturan belum 5 detik.
Anda akan mengambilnya dan memeriksanya terlebih dahulu sebelum menggigitnya kembali. Namun, mengambil makanan yang sudah terjatuh belum 5 detik ini belum jelas keamanannya.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa makanan yang terjatuh ke lantai kurang dari 5 detik masih belum terkontaminasi sehingga aman dikonsumsi.
Selain itu, banyak orang juga percaya bahwa kuman dan bakteri tidak akan menempel di permukaan makanan dalam batas waktu 5 detik itu dan makanan yang terjatuh masih bisa dikonsumsi.
Faktanya, dilansir dari Times of India, semua anggapan itu tidak benar. Makanan yang sudah terjatuh dan bersentuhan dengan permukaan lantai sudah pasti terkontaminasi kuman dalam waktu 1 detik.
Konsumsi makanan yang sudah jatuh dan terkontaminasi kuman serta bakteri ini justru akan menyebabkan diare dan keracunan makanan. Tapi, sekarang juga belum ada cara untuk mengetahui jenis bakteri yang ada di permukaan.
Meskipun permukaan lantai bersih, Anda perlu memikirkan berapa banyak kaki yang melangkah atau menginjak area lantai tersebut. Bahkan, wastafel dan meja dapur yang selalu dibersihkan atau terkena air pun tidak sebersih yang kita kira.
Studi menunjukkan bahwa permukaan lantai justru terkontaminasi berbagai jenis bakteri dan lebih kotor dibandingkan tempat sampah. Selain itu, tidak ada studi ilmiah yang mendukung aturan 5 detik tersebut.
Konsumsi makanan yang sudah terjatuh justru akan lebih berbahaya di tengah pandemi virus corona Covid-19. Virus corona adalah virus yang sangat menular dan bisa menyebar dari satu orang ke orang lain dengan menghirup partikel aerosol yang terkontaminasi atau bersentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir: Keganasan Varian Baru B.1.1.529 Masih Belum Diketahui
Selain itu, beberapa kuman lain juga ada di permukaan lantai. Kuman dan bakteri mungkin tidak membahayakan semua orang, tetapi dapat menjadi ancaman besar bagi beberapa orang, seperti anak muda, orang tua, ibu hamil dan orang dengan kekebalan tubuh lemah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia