Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO resmi memasukan varian baru virus corona B11529 sebagai varian of concern (VoC) dan dinamai varian Omicron.
Hal ini membuat WHO meminta negara-negara dunia harus melakukan sejumlah langkah, mengantisipasi penyebaran varian Omicron dan memicu gelombang pandemi lebih parah.
Apalagi kategori VoC untuk varian Omicorn, jadi tanda bahwa varian ini harus diwaspadai dan diperhatikan secara khusus oleh seluruh warga dunia.
Berikut ini panduan WHO untuk negara menghadapi varian Omicron yang sudah mulai menyebar di Afrika Selatan, mengutip situs resmi WHO, Sabtu (27/11/2021).
- Meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan varian virus SARS CoV 2 yang beredar, dengan melakukan whole genom sequencing.
- Mengirimkan hasil urutan genom lengkap dan metadata tersebut ke database untuk umum, seperti halnya GISAID.
- Melaporkan kasus atau klaster Covid-19 awal terkait infeksi varian yang masuk kategori VOC melalui mekanisme IHR.
- Jika memiliki kemampuan dan bisa berkoordinasi dengan komunitas nasional, maka segera lakukan investigasi lapangan dengan laboratorium, untuk mengetahui potensi dan dampak varian VOC pda epidemiologi Covid-19 di masing-masing negara.
Investigasi itu meliputi tingkat keparahan, efektivitas tindakan kesehatan masyarakat dan sosial, cara mendiagnosis, antobodi netralisasi dan lain sebagainya dampak dari varian VOC.
"Setiap orang perlu diingatkan untuk melakukan tindak pencegahan mengurangi risiko tertular Covid-19, seperti penggunaan masker yang tepat, kebersiha tangan, jaga jarak, dan meningkatkan ventilasi dalam ruangan, dan mendapatkan vaksinasi," ungkap WHO.
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Alasan Covid Dimentahkan, Pengacara Roy Suryo Sebut Jawaban Kejagung soal Eksekusi Silfester Absurd
-
'Gangguan Jiwa' COVID-19: Riset Ungkap Tekanan Mental Akibat Kesepian saat Pandemi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan