Suara.com - Sebagai salah satu penyakit paling mematikan, kanker hati kerap disebut silent killer karena tidak menimbulkan gejala yang disadari pengidapnya.
Pakar mengatakan kanker hati baru akan bergejala saat sudah stadium lanjut. Satu-satunya cara untuk mencegah kematian karena kanker hati adalah melakukan deteksi dini. Benarkah?
Diungkap Spesialis Gastroentero-Hepatologi, MRCCC Siloam Hospital, Dr. dr. Cosmas Rinaldi Lesmana, bahwa masyarakat perlu memeriksakan diri untuk mencari petunjuk gejala yang umumnya tidak dirasakan oleh pasien.
"Bagi pasien yang memiliki risiko tinggi, pemeriksaan perlu dilakukan secara rutin, misalnya setiap 6 bulan sekali dengan pemeriksaan USG dan cek darah," ujar dr. Rinaldi dalam acara diskusi bersama Roche, Sabtu (4/12/2021).
Adapun faktor risiko kanker hati meningkat apabila pasien memiliki infeksi kronis hepatitis B atau hepatitis C, diabetes, lupus atau diabetes, ditambah mengonsumsi alkohol dan merokok.
Melakukan pemeriksaan rutin menurut dr. Rinaldi sangat penting untuk deteksi dini kanker hati, dan meningkatkan peluang hidup lebih tinggi.
"Menemukan kanker hati sejak stadium dini, sehingga dapat diobati secara tepat waktu dan efektif untuk meningkatkan harapan hidupnya,” jelas dr. Rinaldi.
Di sisi lain, Spesialis Hemato-Onkologi Medik, MRCCC Siloam Hospitals Prof. Dr. dr. Aru W Sudoyo mengatakan bahwa progres atau risiko perburukan kanker hati sangatlah cepat.
Sehingga menurut dia, sebaiknya setelah kanker hati terdeteksi maka harus segera dilakukan pengobatan yang optimal. Apalagi kini, berbagai macam terapi kanker hati stadium dini dan lanjut sudah tersedia di Indonesia.
Baca Juga: Testis Menyusut, Waspadai Gejala Kanker Hati
"Termasuk yang paling inovatif, yaitu imunoterapi untuk kanker hati yang bekerja dengan cara membangkitkan sistem imun di dalam tubuh pasien sendiri, untuk melawan sel kanker," timpal Prof. Aru.
Sementara itu berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020, kanker hati merupakan salah satu dari 4 penyebab kematian akibat kanker terbesar di Indonesia, dengan jumlah kasus mencapai 21.392 orang meninggal.
Karsinoma sel hati atau hepatoseluler karsinoma adalah salah satu jenis kanker hati yang paling umum dengan prognosis atau kemungkinan terjadinya penyakit yang sangat tinggi.
Di dunia, terdapat sekitar 750.000 orang per tahun yang didiagnosis memiliki karsinoma sel hati dan seringnya terdiagnosis ketika sudah memasuki stadium lanjut.
Di Indonesia sendiri, kejadian kanker hati sekitar 13,4 per 100.000 penduduk.
Berita Terkait
-
10 Rekomendasi Tensimeter Digital yang Akurat, Bagus, dan Murah Mulai Rp90 Ribuan
-
Awas Aflatoksin! Senyawa Penyebab Kanker Hati yang Sering Terabaikan di Dapur Anda
-
Fariz RM Kembali Tersandung Kasus Narkoba, Padahal Dulu Divonis Kanker Hati Akibat Kecanduannya
-
Konsumsi Alkohol Picu Kanker Hati? Ini Penjelasannya
-
Cegah Penyakit Jantung dengan Deteksi Dini, Bagaimana Langkah yang Tepat?
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!