Suara.com - Para ilmuwan telah mendeteksi kasus virus corona varian Omicron di sejumlah negara. Varian ini disebut memiliki jumlah mutasi besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Salah satunya genom yang mengkode bagian kunci protein digunakan virus untuk menginfeksi sel inang.
Ini menunjukkan, Omicron dapat menghindari beberapa perlindungan kekebalan dari vaksin. Dan banyak di antaranya, didasarkan pada protein lonjakan asli dan infeksi masa lalu.
Mengutip Medical News Today, pada 16 November 2021 lalu, ada 136 kasus yang tercatat setiap harinya di Afrika Selatan. Namun, jumlah tersebut meningkat menjadi 1.200 pada 25 November.
Lebih dari 80 persen kasus, ini terjadi di bagian provinsi Gauteng yang berpenduduk padat, yang meliputi Johannesburg dan Pretoria. Terkait lonjakan tersebut, para peneliti memperkirakan bahwa nilai R, yang merupakan jumlah rata-rata kasus baru yang disebabkan tiap infeksi, adalah 1,47 untuk Afrika Selatan secara keseluruhan.
Jika R lebih dari 1, wabah akan tumbuh secara eksponensial. Dan di provinsi Gauteng, nilai R tersebut sebesar 1,93.
Para ilmuwan dari Center for Epidemic Response and Innovation (CERI) di Stellenbosch, Afrika Selatan, percaya bahwa varian baru yang dikenal B. 1. 1. 529 ini, bertanggung jawab atas peningkatan angka kasus tersebut.
Ada tiga puncak infeksi sebelumnya yang terjadi di Afrika Selatan selama pandemi, di mana sebelumnya pernah terdeteksi Covid-19 varian Delta. Dan lonjakan kasus baru tersebut, bertepatan dengan deteksi pertama Omicron yang diuji oleh para ilmuwan.
Para ilmuwan sendiri telah mengurutkan sekitar 100 kasus infeksi Omicron yang dikonfirmasi di negara tersebut. Dan sebagian besarnya, kasus ini terjadi di provinsi Gauteng.
Dilaporkan, selain Afrika Selatan yang menjadi deteksi pertama, varian ini juga telah terdeteksi di negara lain. Adapun Botswana, Hong Kong, Eropa, Kanada, Israel, Jepang, Amerika Serikat, dan negara lainnya.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Lonjakan Kasus Harian di AS Masih Didominasi Varian Delta
Menurut Direktur CERI Prof. Tulio de Oliveira, Ph. D dalam jump apers virtual, bahwa genom yang ada di varian Omicron ini, mengandung konstelasi mutasi yang tidak biasa.
“Banyak dari konfirmasi dan diprediksi, bahwa varian ini menghindari perlindungan dan meningkatkan penularannya,” ungkap Prof. Tulio.
Dia mengatakan, ada sekitar 50 mutasi di seluruh genom virus, dan lebih dari 30 di bagiannya mengkode lonjakannya. Tentunya, protein ini memungkinkan virus untuk menyerang sel inangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial