Suara.com - Pada 2018, orang-orang dengan akses internet di seluruh dunia menghabiskan rerata 144 menit di media sosial setiap hari.
Padahal, studi menganjurkan kita untuk membatasi penggunaan media sosial hanya selama 30 menit untuk kesehatan mental yang optimal.
Namun, berinteraksi dengan media sosial memang dapat memicu respons dopamin di otak, mirip dengan yang dipicu oleh penggunaan narkoba atau alkohol. Inilah yang membuat kita menginginkan lebih dan merasa kecanduan.
American Society of Addiction Medicine mendefinisikan kecanduan sebagai perilaku yang menjadi kompulsif atau berlanjut meski memiliki konsekuensi negatif.
Berdasarkan Insider, mengatasi kecanduan media sosial seringnya mengontrol penggunaan internet. Tidak perlu sepenuhnya meninggalkan media sosial, yang penting adalah menetapkan batasan.
Konselor kesehatan mental berlisensi di Family Addiction Specialist, Lin Sternlicht, merekomendasikan bagi orang yang khawatir akan kecanduan sosial untuk melakukan:
1. Detoksifikasi media sosial
Tantang diri sendiri untuk tidak memeriksa media sosial pada waktu-waktu tertentu, entah untuk beberapa jam maupun seminggu penuh.
Satu studi 2019 menemukan anak muda yang sama sekali tidak bermain media sosial selama lima hari mengalami ketenangan, meski ada juga yang merasakan FOMO atau takut ketinggalan informasi.
Baca Juga: Hati-hati! Ini Bahaya Kecanduan Pornografi Bagi Pasangan
2. Menghapus aplikasi, atau menonaktifkan notifikasi
Kebanyakan orang membuka media sosial tanpa berpikir, jadi buat penghalang kecil dengan mematikan notifikasi. Hal ini akan mengurangi kemungkinan untuk menghabiskan waktu dengan scroll media sosial.
3. Tetapkan batasan dan mematuhinya
Tetapkan batas waktu untuk di setiap platform media sosial yang dimiliki atau bisa juga gunakan fasilitas pada media sosial yang dapat memperingatkan tentang waktu penggunaan aplikasi tersebut.
Khusus bagi anak-anak hingga remaja, American Academy of Pediatrics juga merekomendasikan agar penggunaan media sosial tidak mengganggu aktivitas seperti makan bersama keluarga, belajar, atau olahraga.
4. Dedikasikan waktu luang untuk hobi atau aktivitas lain
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar