Suara.com - Virus Corona varian Omicron menjadi ancaman di akhir tahun 2021, saat negara-negara dunia perlahan bangkit dari efek pandemi COVID-19.
Varian Omicron, yang disebut lebih cepat menular dibandingkan varian Delta, meningkatkan jumlah kasus COVID-19 di benua Afrika, Eropa, dan Amerika.
Negara-negara dunia pun mengambil sikap, dengan sebagian besar di antaranya berencana kembali melakukan lockdown untuk membatasi pergerakan masyarakat dan mencegah penyebaran virus.
Spanyol pada Rabu (29/12) mengurangi masa karantina dari 10 hari menjadi tujuh hari, sementara Italia berencana melonggarkan aturan isolasi bagi mereka yang melakukan kontak erat dengan penderita virus.
Awal pekan ini otoritas kesehatan Amerika Serikat merilis panduan baru yang memperpendek periode isolasi untuk orang yang terinfeksi menjadi lima hari dari 10 hari, selama mereka tidak menunjukkan gejala.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan kepada anggota parlemen Prancis tentang peningkatan kasus yang "memusingkan", dengan 208.000 kasus dilaporkan dalam waktu 24 jam---yang merupakan rekor nasional dan Eropa.
Inggris, Italia, Spanyol, Portugal, Yunani, Siprus, dan Malta mencatat rekor jumlah kasus baru pada Selasa (28/12), sementara jumlah rata-rata tujuh hari kasus harian baru di AS mencapai rekor 258.312 kasus, menurut hitungan Reuters pada Rabu (29/12).
Puncak sebelumnya adalah 250.141 kasus yang tercatat pada Januari lalu.
"Saya sangat prihatin bahwa Omicron, yang sangat menular dan menyebar pada saat yang sama dengan Delta, menyebabkan tsunami kasus," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam jumpa pers.
Baca Juga: Ada Varian Omicron, Italia Malah Longgarkan Aturan Isolasi dan Karantina
Angka Kematian dan Rawat Inap Rendah
Meskipun infeksi virus corona melonjak, angka kematian dan rawat inap relatif rendah, kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Rochelle Walensky pada Rabu.
Sementara rata-rata kasus harian tujuh hari saat ini adalah sekitar 240.400, atau naik 60 persen dibandingkan minggu sebelumnya, tingkat rawat inap untuk periode yang sama naik hanya 14 persen menjadi sekitar 9.000 per hari selama periode yang sama.
Kematian turun sekitar 7 persen menjadi 1.100 per hari, kata Walensky.
Beberapa ahli penyakit mempertanyakan aturan baru CDC yang mengurangi separuh periode isolasi untuk infeksi virus corona tanpa gejala, dengan mengatakan lebih banyak infeksi dapat terjadi.
Aturan baru itu tidak mengharuskan pengujian untuk memastikan bahwa seseorang tidak lagi menular sebelum mereka kembali bekerja atau bersosialisasi.
Berita Terkait
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Alert! Kasus Covid-19 Indonesia Naik Lagi, Vaksin Masih Gratis?
-
7 Gejala Omicron Kraken, Paling Cepat Menular Dibanding Varian Lain
-
6 Gejala Omicron BF.7 yang Banyak Dikeluhkan, Varian Sudah Masuk Indonesia!
-
Covid-19 Subvarian Omicron BN.1 Masuk Jakarta, 24 Orang Sudah Terpapar
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar