Suara.com - Antibiotik merupakan obat untuk melawan bakteri, karenanya tidak akan ampuh dalam mengobati flu yang disebabkan oleh virus. Namun, dalam pengobatan Covid-19, antibiotik juga diperlukan.
Sebuah penelitian baru oleh University of the West of Scotland menunjukkan pasien Covid-19 sedang hingga berat yang dirawat salah satu dari dua antibiotik ceftazidime atau cefepime, dalam kombinasi dengan steroid, dapat pulih dalam kurun waktu serupa dengan perawatan standar.
Perawatan standar, yang telah disahkan oleh pemerintah Mesir dan disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdiri dari setidaknya tujuh obat yang berbeda.
Sementara apabila menggunakan antibiotik, peneliti memperkirakan pengobatannya menjadi lebih sederhana tetapi tetap menghasilkan pemulihan yang serupa.
Berdasarkan The Conversation, penelitian menunjukkan bahwa sejumlah antibiotik bagus dalam menghentikan reproduksi virus corona dalam uji laboratorium, termasuk ceftazidime dan lainnya dari kelas yang sama dikenal sebagai beta-laktam.
"Ketika kami menjalankan simulasi komputer tentang bagaimana ceftazidime dan cefepime akan melawan virus, keduanya efektif dalam mengganggu proteasenya, enzim kunci yang digunakan virus untuk bereproduksi," jelas peneliti Mostafa Rateb, dilansir The Coversation.
Ceftazidime dan cefepime juga merupakan antibiotik spektrum luas yang banyak digunakan untuk mengobati pasien terinfeksi yang sakit kritis di rumah sakit.
Karena pasien Covid-19 sering menderita infeksi lain di waktu yang sama, peneliti berpikir antibiotik dapat membantu pasien yang sakit parah dengan mengatasi infeksi lain yang mungkin mereka alami juga, misalnya pneumonia.
Tetapi, peneliti belum mengetahui secara pasti apakah ini akan terbukti di kehidupan nyata. Sebab, peneliti baru menganalisis melalui simulasi komputer.
Baca Juga: Tiga Pelajar SMP di Krukut Terkonfirmasi Positif COVID-19
"Memang, gagasan bahwa beta laktam memiliki sifat antivirus didasarkan pada simulasi komputer dan percobaan laboratorium, (tapi) belum terbukti secara pasti. Namun, riset kami telah membuktikan bahwa obat-obatan ini dapat melawan virus corona dan bisa memiliki peran di masa depan," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja