Suara.com - Resistensi antimikroba (AMR) selama ini erat dikaitkan dengan penggunaan antibiotik sembarangan dan tanpa resep dokter.
Padahal menurut pakar, resistensi antimikroba juga bisa muncul karena konsumsi makanan. Sebab, mikroorganisme yang resistan terhadap antimikroba dapat berkembang di dalam rantai pangan dan berpindah-pindah dari hewan, manusia dan lingkungan.
"Penggunaan antimikroba yang tidak tepat di bidang pertanian dan peternakan berkontribusi pada penyebaran AMR dan mengurangi efektivitas obat hewan. Sangatlah penting untuk memastikan obat-obatan ini tetap efektif dan tersedia bagi sektor pertanian dan peternakan," kata Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian (FAO), Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Indonesia, dalam siaran pers yang diterima Suara.com.
Sekitar 700.000 kematian setiap tahunnya berkaitan dengan AMR. Karena itu AMR juga sering disebut sebagai "pandemi tersembunyi" yang mengancam kesehatan hewan dan manusia secara global. AMR dapat membuat ekonomi global kehilangan hingga 6 triliun dolar AS per tahun pada tahun 2050, atau setara dengan hampir 4 persen Produk Domestik Bruto (PDB) global.
Hanya dalam sepuluh tahun, lebih dari 24 juta orang akan jatuh ke bawah garis kemiskinan akibat AMR, terutama mereka yang berada di negara berkembang.
Pada sektor pertanian dan peternakan hal ini tentu menyebabkan kerugian produksi, menghancurkan mata pencaharian dan mengancam ketahanan pangan. Lebih parahnya, AMR dapat menyebar melalui beragam inang serta melalui lingkungan, yang membuat mikroorganisme yang resistan terhadap antimikroba dapat mencemari rantai pangan.
“Untuk sektor pertanian, peternakan dan kesehatan hewan, AMR menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan ketahanan pangan, selain tentunya mengancam pengembangan kesehatan hewan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, sektor pertanian sendiri akan sulit untuk menahan ancaman sebesar ini. Untuk itu, kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kapasitas sektor pertanian dalam mengelola risiko AMR dan membangun ketahanan terhadap dampak AMR,“ ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Sehingga, masalah resistensi antimikroba bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tapi juga pertanian dan lingkungan. FAO menyebut angka perkiraan konsumsi antibiotik pada sistem pertanian global sangat beragam akibat buruknya surveilans dan pendataan di banyak negara.
Untuk mampu mengatasi AMR, sistem kesehatan global mengusung pendekatan “One Health” untuk mendorong praktek yang baik dalam mengurangi penyebaran mikroba yang resistan terhadap antibiotik pada manusia, hewan, tanaman maupun lingkungan.
Di Indonesia, Rencana Aksi Nasional (RAN) tentang AMR telah dikembangkan dan diimplementasikan oleh pemangku kepentingan lintas sektor, antara lain Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertahanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan berbagai lembaga pemerintahan lainnya.
Pemangku kepentingan ini juga mencakup Badan PBB yakni WHO dan FAO; serta Komite Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba; asosiasi, organisasi profesi; fasilitas pelayanan kesehatan (hewan, manusia dan perikanan); perguruan tinggi, swasta, lembaga swadaya masyarakat, masyarakat umum dan masyarakat sipil.
FAO telah bermitra dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian untuk memberikan dukungan teknis guna mencapai target-target RAN AMR di bidang peternakan dan sistem produksi pangan.
Baca Juga: Waspada! Konsumsi Antibiotik Sembarangan Bisa Alami Gangguan Kesehatan
AMR merupakan bidang kerja sama prioritas di bawah Agenda Ketahanan Kesehatan Global, yang diluncurkan pada 2014 oleh 44 negara dan lembaga internasional, dengan dukungan berbagai mitra, salah satunya Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) sebagai mitra utama.
Atase Kesehatan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Pamela Foster mengatakan ketahanan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari kemitraan AS dengan Indonesia yang telah terjalin selama lebih dari 70 tahun.
Selama lebih dari 15 tahun, Pemerintah Amerika Serikat, melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) telah bermitra dengan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat kapasitas Indonesia dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan baru-baru ini untuk mengatasi muncul dan menyebarnya AMR.
"Komitmen dan kepemimpinan Pemerintah Indonesia untuk menyebarluaskan kesadaran dan menghentikan resistensi antibiotik menggunakan pendekatan One Health sangat penting untuk menyelamatkan jiwa dan mencapai ketahanan kesehatan di kawasan ini," katanya.
Berita Terkait
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Masa Depan Kesehatan Berkelanjutan: Butuh Solusi Lintas Sektor
-
Lele Antibiotik: Amankah Dikonsumsi? Ancaman Resistensi Mengintai!
-
Antibiotik Ganggu Usus? Ini Makanan Pemulihnya
-
Tidak Hanya Ancaman Kesehatan, Kepala BPOM Ingatkan Resistensi Antibiotik Juga Bisa Berdampak Bagi Ekonomi
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja