Suara.com - Selama pandemi Covid-19 masker diketahui menjadi salah satu cara efektif mencegah penularan virus corona. Sehingga banyak yang menggunakan masker sepanjang hari, terutama ketika berada di ruang publik.
Meski telah dua tahun menghadapi pandemi Covid-19, ada saja informasi keliru yang disebarluaskan. Salah satunya yang mengatakan bahwa menggunakan masker terlalu lama bisa berdampak pada kesehatan. Ini karena jumlah tingkat CO2 di udara yang dapat dihirup di sekitar seseorang meningkat.
Lalu bagaimana faktanya? Seperti dikutip dari Times of India, banyak ahli dan peneliti yang memberikan beberapa rekomendasi; tetapi semua orang menguatkan bahwa sejauh ini masker adalah pelindung pamungkas melawan infeksi COVID-19.
Masker memfasilitasi pernapasan yang tepat dan pada saat yang sama menghentikan penyebaran infeksi dengan membatasi tetesan udara untuk bersentuhan dengan saluran inhalasi individu. Masker menghilangkan risiko penyebaran virus corona melalui tetesan udara yang dikeluarkan oleh seseorang.
Oleh karena itu ada penekanan besar pada pemakaian masker di luar ruangan karena di tempat-tempat ramai, di mana sejumlah besar orang cenderung menumpuk karena risiko penularan Covid-19 meningkat melalui pernapasan, dan batuk.
Sesuai studi penelitian, memakai masker menunda penularan virus corona dari satu orang ke orang lain. Durasi di mana masker menghentikan penularan bervariasi sesuai dengan kain dan komposisi strukturalnya, tetapi bahkan masker kain memiliki kemampuan untuk memotong rantai penularan, menurut penelitian.
Semua studi penelitian yang berkaitan dengan Covid-19 telah mengkonfirmasi penggunaan masker dan kebiasaan sanitasi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa mengenakan masker tidak meningkatkan kadar karbon dioksida (CO2) di udara yang Anda hirup.
Mengenai rumor tentang CO2, CDC mengatakan, "Masker kain dan masker bedah tidak kedap udara di seluruh wajah. CO2 keluar ke udara melalui masker saat Anda bernapas atau berbicara. Molekul CO2 cukup kecil untuk dengan mudah melewatinya. melalui bahan masker. Sebaliknya, tetesan pernapasan yang membawa virus penyebab COVID-19 jauh lebih besar daripada CO2, sehingga tidak dapat dengan mudah melewati masker yang dirancang dan dipakai dengan benar."
Baca Juga: Aturan Terbaru, Larangan Masuk Untuk WNA dari 14 Negara Dicabut
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika