Suara.com - Seorang ahli mikrobiologi medis di Universitas London Timur, Sally Cutler, khawatir dengan pengurangan masa isolasi mandiri, yang menjadi lima hari, bagi pasien Covid-19 di Inggris.
Padahal, menurutnya, bisa saja sang pasien masih mengembangkan virus corona di dalam dirinya dan menulari orang lain.
Dalam sebuah tinjauan sistematis komprehensif berbasis di Inggris terhadap 79 makalah dari seluruh dunia, peneliti meninjau pelepasan virus corona dari 5.340 orang yang terinfeksi.
Tinjauan tersebut mengevaluasi viral load yang ditentukan oleh tes PCR dan kemampuan seseorang dalam mengembangkan virus lagi, yang artinya orang tersebut masih menular.
Cutler juga menekankan bahwa pasien masih bisa tetap dites positif dalam beberapa waktu setelah pemulihan klinis.
Analisis ini menunjukkan pasien hanya memiliki viral load yang rendah pada hari pertama infeksi, kemudian berkembang mencapai puncaknya sekitar hari ketiga hingga keenam.
Viral load akan menurun pada hari ketujuh hingga ke-9, sampai tidak ada virus yang layak untuk berkembang lagi pada hari ke-10.
"Dengan kata lain, tinjauan ini mendukung periode isolasi 10 hari," kata Cutler, dilansir The Conversation.
Beberapa penelitian memang pernah menunjukkan adanya periode pelepasan virus yang lebih pendek pada pasien tanpa gejala, tetapi keputusan masa isolasi mandiri dalam sebuah kebijakan negara didasarkan pada semua kasus infeksi, bukan salah sebagian kasus saja.
Baca Juga: WHO Mengizinkan Dua Penggunaan Obat Baru untuk Merawat Pasien Covid-19, Apa Saja?
Di sisi lain, sebuah studi pracetak dari Jepang yang melihat penularan varian Omicron menunjukkan bahwa pelepasan strain ini paling tinggi terjadi pada hari ketiga hingga keenam sejak dimulainya gejala.
Lalu, sebuah studi kecil dari Universitas of Exeter yang terbit beberapa waktu ini menemukan bahwa satu dari tiga orang masih berpotensi menular setelah lima hari.
"Bukti menunjukkan bahwa pada hari kelima banyak orang masih akan mengeluarkan virus, yang berpotensi mengakibatkan penyebaran Covid. Jadi, bukti apa yang digunakan pemerintah yang menjadi dasar pengurangan masa isolasi baru-baru ini?" tandas Cutler.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara