Suara.com - Kasus Covid-19 di dunia bertambah sebanyak 2,86 juta dalam sehari. Di waktu yang sama, angka kematian akibat infeksi virus corona itu juga masih bertambah hingga 7.686 orang.
Perancis tercatat melaporkan kasus harian terbanyak dengan 464.769 kasus. Jumlah tersebut menjadi yang terbanyak di Perancis sejak terjadi pandemi Covid-19.
Amerika Serikat juga melaporkan kasus harian mencapai 400 ribu, tepatnya 447.508 kasus.
Ada empat negara lainnya yang melaporkan kasus Covid-19 mencapai ratusan ribu dalam 24 jam terakhir. Di antaranya, India 277.740 kasus, Italia 228.179 kasus, Brasil 132.254 kasus, dan Argentina 120.982 kasus.
Akumulasi data Covid-19 berdasarkan situs worldometers per Rabu (19/1) pukul 07.30 WIB tercatat 334,81 juta kasus dengan lebih dari 5,57 juta kematian di seluruh dunia.
Omicron Bukan Varian Terakhir
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pandemi tidak akan berakhir hanya karena varian omicron telah mereda di beberapa negara. WHO memperingatkan, secara global, tingkat infeksi masih tinggi dan kemungkinan akan menyebabkan varian baru saat virus bermutasi.
"Kami mendengar banyak orang mengatakan bahwa omicron adalah varian terakhir. Itu tidak terjadi karena virus ini beredar pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia," kata Maria Van Kerkhove, Pimpinan teknis Covid-19 WHO, dikutip dari CNBC.
Infeksi baru Covid-19 justru meningkat 20 persen di seluruh dunia selama seminggu terakhir, dengan hampir 19 juta kasus positif yang dilaporkan, menurut data WHO. Tetapi Van Kerkhove mencatat bahwa infeksi baru yang tidak dilaporkan jumlahnya jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa akibat Covid-19, Waspadai Dampaknya!
Bruce Aylward, seorang pejabat senior WHO, memperingatkan penularan tingkat tinggi membuat peluang lebih banyak kepada virus corona untuk bereplikasi dan bermutasi. Akibatnya meningkatkan risiko varian baru akan muncul.
"Kami tidak sepenuhnya memahami konsekuensi dari membiarkan hal ini berjalan. Sebagian besar dari apa yang telah kita lihat sejauh ini, di area transmisi yang tidak terkendali, kita sendiri membuat varian yang muncul dan ketidakpastian baru," kata Aylward.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat