Suara.com - Gangguan kecemasan dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa takut dan khawatir berlebihan, jantung berdebar kencang, hingga sesak napas.
Berdasarkan Insider, gangguan kecemasan berhubungan dengan takikardia, atau jantung yang berdetak cepat. Seiring waktu, kondisi ini dapat memberi tekanan ekstra pada jantung dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Direktur Program Departemen Psikiatri di AtlantiCare Regional Medical Center, Brian Isaacson, mengatakan beberapa penelitian menunjukkan orang dengan gangguan kecemasan memiliki peningkatan gangguan irama jantung, termasuk palpitasi.
Nyeri dada dan palpitasi sebagai respons terhadap peningkatan detak jantung adalah hal biasa. Faktanya, serangan panik sering disalahartikan sebagai serangan jantung, lapor Insider.
Langkah pertama mengobati kecemasan dapat melalui terapi perilaku kognitif (CBT), serta obat-obatan, seperti antidepresan atau kombinasi keduanya. Intervensi ini juga dapat menurunkan detak jantung.
Selain CBT, ada beberapa metode lain yang dapat membantu mengelola detak jantung, salah satunya berolahraga.
Aktivitas fisik dan olahraga dapat membantu Anda mengelola kecemasan dan stres.
Sebuah meta-analisis 2019 dalam jurnal Depression and Anxiety menemukan orang yang melakukan aktivitas fisik lebih terlindungi dari gejala kecemasan yang berkembang.
Isaacson mengatakan olahraga menurunkan detak jantung saat istirahat, yang menjadikannya salah satu faktor terpenting untuk kesehatan jantung.
Baca Juga: Rencana Christian Eriksen Kembali Bermain Setelah Kena Serangan Jantung Disambut Kekhawatiran
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025