Suara.com - Peneliti menganalisis bahan aktif dalam ganja yakni, cannabidiol (CBD) yang bisa membantu mencegah infeksi virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19.
Meski CBD dalam ganja ini potensial, peneliti memperingatkan bukan berarti semua jenis ganja bisa digunakan.
Apalagi masyarakat sampai membeli CBD di apotek atau dengan sengaja merokok ganja untuk cegah infeksi Covid-19.
Ini karena temuan ini hanya berlaku untuk jenis CBD dalam ganja yang sudah mendapat persetujuan BPOM AS, yakni FDA, obat yang biasa digunakan untuk obati gangguan kejang, bukan sembarang obat yang bisa diakses oleh masyarakat umum.
Kepala Penelitian ini, Marsha Rosner mengatakan CBD dalam ganja yang dinilai ampuh cegah Covid-19 ini, tidak bisa menggantikan berbagai langkah pencegahan seperti pakai masker dan vaksinasi.
Rosner adalah peneliti kanker di University of Chicago yang fokus mempelajari respons sistem kekebalan tubuh.
Dalam penelitian tersebut, Rosner dan tim menyatakan senyawa CBD diharapkan bisa jadi alat tambahan untuk memerangi SARS CoV 2.
Apalagi dalam penelitian ditemukan senyawa itu bisa membantu tikus melawan Covid-19, termasuk ditemukan juga secara sugestif bahwa senyawa itu juga bisa membantu manusia melawan virus yang sama.
"Kami belum tahu apakah CBD bisa mencegah Covid-19, tetapi kami pikir hasil penelitian kami memberikan bukti kuat untuk melakukan uji klinis (pengujian pada manusia). Kami ingin uji klinis," ungkap Rosner mengutip Live Science, Rabu (26/1/2022).
Baca Juga: Satgas Klaim Indonesia Berhasil Lewati Libur Nataru Tanpa Lonjakan Covid-19
Perlu diketahui, CBD berasal dari tanaman ganja. Senyawa ini tidak bekerja seperti tetrahydrocannabinol (THC), yakni bahan psikoaktif yang juga ada dalam ganja. Sedangkan CBD tidak menyebabkan kecanduan atau memicu efek nge-fly.
Kemampuan CBD ini juga dikonfirmasi Ahli Biokimia sekaligus Ilmuwan Nutrisi University of Waterloo Ontario, Robin Duncan.
Duncan yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut aktivitas biologis CBD yang mampu mengikat seribu reseptor di tubuh manusia, bisa bekerja sebagai suplemen kesehatan. Apalagi dampak CBD di dunia kesehatan telah teruji dan dibuktikan.
Adapun Ronsen menguji pada tikus, dengan cara usus tikus tersebut disuntik CBD murni setiap hari selama tujuh hari, kemudian saluran napas mereka disemprotkan SARS CoV 2 yang dosis dan rutenya bisa menyebabkan infeksi.
Kemudian pemberian CBD dilanjutkan selama empat hari setelahnya. Setelah 5 hari pengobatan, peneliti lantas mengukur viral load virus di saluran hidung dan paru-paru tikus.
Hasilnya dengan CBD dosis rendah viral load 4,8 kali lebih sedikit di paru-pari, 3,7 kali lebih sedikit di saluran hidung dibanding tikus yang tidak diobati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis