Suara.com - Rokok elektrik bekerja menggunakan baterai untuk memanaskan cairan yang menjadi aerosol. Aerosol atau gas mengandung nikotin, aditif atau perasa lainnya.
Penggunaan rokok elektrik lebih dikenal dengan vaping. Banyak orang menganggap vaping sebagai cara bagi orang untuk berhenti merokok.
Tapi dilansir dari Express, banyak penelitian menemukan bahwa rokok elektrik bisa menyebabkan kerusakan parah meskipun dinilai kurang berbahaya daripada rokok tradisional.
Sebuah studi baru oleh University of California menemukan penggunaan rokok elektrik dapat menyebabkan kerusakan pada mata.
Sebanyak 34 persen vapers justru lebih mungkin mengalami kerusakan penglihatan daripada mereka yang tidak vape.
Para ilmuwan di balik penelitian ini berpikir bahwa kerusakan mata pada pengguna vape ini mungkin disebabkan oleh bahan, seperti propilen glikol.
Vaping juga menghasilkan stres oksidatif, sejenis stres yang berperan dalam menyebabkan kondisi kronis.
Terlepas dari temuan penelitian ini, tidak ada cukup data untuk mengatakan bahwa vaping menyebabkan kerusakan mata. Studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk membangun hubungan.
Kerusakan mata bukan satu-satunya risiko yang dihadapi vapers. Misalnya vapers pria, yang berisiko mengalami disfungsi ereksi sekaligus stroke.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Pecah Rekor, Perancis Laporkan Setengah Juta Kasus Baru Infeksi Virus Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan bahwa vape juga bisa meningkatkan masalah kesehatan paru-paru dan jantung.
Tapi, vaping memang bisa menjadi pengganti rokok tradisional. Lebih jauh, data menunjukkan bahwa vaping benar-benar dapat membantu perokok berhenti.
Selain lebih baik untuk kesehatan Anda daripada merokok, vaping juga lebih murah. Cancer Research UK mengatakan merokok menghabiskan biaya lebih dari dua setengah kali lebih banyak daripada merokok elektrik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?
-
Susu Tanpa Tambahan Gula, Pilihan Lebih Aman untuk Anak
-
Diabetes Makin Umum di Usia Muda, Begini Cara Sederhana Kendalikan Gula Darah
-
VELYS Robotic-Assisted: Rahasia Pemulihan Pasca Operasi Lutut Hanya dalam Hitungan Jam?
-
Waspada! Obesitas Dewasa RI Melonjak, Kenali Bahaya Lemak Perut yang Mengintai Nyawa
-
Kota Paling Bersih dan Sehat di Indonesia? Kemenkes Umumkan Penerimanya Tahun Ini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit