Suara.com - Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Profesor Zubairi Djoerban mengatakan virus corona varian Omicron berpeluang membuat lonjakan kasus Covid-19 tiga kali lipat dibanding varian sebelumnya.
Meski demikian, Profesor Zubairi juga menyebut ada banyak faktor yang dapat membuat lonjakan bisa diredam, salah satunya kesiapan Indonesia.
"Tapi masalahnya kita sudah lebih siap dari dulu, jadi itu juga bisa lebih diperhitungkan," ujar Profesor Zubairi saat dihubungi Suara.com, Selasa (1/2/2022).
Saat ini Kementerian Kesehatan sudah melakukan serangkaian persiapan hadapi lonjakan kasus Covid-19 mulai dari menaikan level PPKM, menyiapkan stok obat, hingga SOP rawat inap hanya untuk pasien Covid-19 gejala sedang dan berat saja.
Selanjutnya, menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) juga menyebut bahwa gencarnya vaksinasi telah berkontribusi menekan kasus infeksi.
Sehingga jikapun terinfeksi, gejala yang dialami cenderung tidak bergejala atau bergejala ringan, dan tidak bergejala berat atau serius.
"Vaksinasi juga tinggi, masyarakat sudah lebih paham, jadi lebih paham," ungkapnya.
"Jadi bisa dikoreksi dari yang tadinya tiga kali lipat itu, supaya jangan tiga kali lipat," sambungnya.
Meski begitu, ia tidak menampik bahwa saat ini terjadi peningkatan kasus yang sangat signifikan yang dimulai sejak 21 Januari 2022 di mana angka konfirmasi positif mencapai 1.000 kasus.
Baca Juga: Waspada Transmisi Lokal Virus Omicron, Wapres Maruf Amin Ingatkan Semua Pemerintah Daerah
Dalam hitungan satu minggu per 30 Januari 2022, lonjakan kasus baru Covid-19 terus melonjak tajam dengan 12.422 kasus baru dalam sehari, dan korban meninggal dunia ada 18 orang dalam satu hari.
"Kemudian positivity ratenya dari yang tadinya 0,3 sampai 0,5 persen, jadi ke 15 persen lebih. Jadi secara teoritis bisa lebih berat," tutup Profesor Zubairi.
Sebelumnya, Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Panjaitan mengungkap bahwa lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron bisa meningkat tiga kali lipat lebih tinggi dari lonjakan varian Delta.
Luhut menjelaskan perkiraan ini berdasarkan pada lonjakan omicron di berbagai negara seperti Amerika, Israel, Amerika Selatan, Afrika Selatan, dan Inggris mengakibatkan rumah sakit terisi penuh tiga kali dari lonjakan delta.
"Kami mencoba menganalisa bahwa jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia dapat lebih tinggi dari Delta apabila kasus harian meningkat lebih tiga kali, tahun lalu kita lihat hampir 56 ribu (kasus per hari), bisa saja tiga kali dari itu bila kita tidak berhati-hati," kata Luhut dalam jumpa pers, Senin, 31 Januari 2022.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja