Suara.com - Keterlambatan pengobatan jadi salah satu penyebab risiko kematian akibat kanker paru meningkat. Sayangnya, hingga sekarang juga kebanyakan pasien kanker di Indonesia yang datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut.
"Dari penelitian kita di RS Persahabatan, pasien umumnya sudah stadium lanjut, kalau tidak diobati sangat pendek (harapan hidup). Tapi kalau dia datang dalam kondisi masih bisa diobati itu akan memanjang (harapan hidupnya)," kata Direktur Eksekutif Research of Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO) Prof. dr. Elisna Syahruddin, Sp.P(K)., dalam diskusi virtual, Selasa (8/2/2022).
Pasien kanker paru yang sudah mencapai stadium 4 dan hanya menjalani pengobatan kemoterapi, sekitar 50 persen memiliki angka harapan hidup hingga 10 bulan.
"Itu sudah lumayan, kalau tidak diobati hanya 3 bulan. Jika sudah meta di otak itu hanya 3 bulan. Kanker paru ini mengglobal, karakteristiknya berbeda tapi hasil outcome hampir sama di seluruh dunia," imbuhnya.
Dokter Elisna menyebutkan, ada dua tipe karakteristik pasien kanker di Indonesia. Pertama, tidak mau diobati secara medis. Kedua, sudah tidak bisa lagi diobati secara medis karena sudah terlambat dan kondisi tidak memenuji syarat klinis.
"Ada sebagian besar tidak mau diobati. (Penyebabnya) karena hoaks. Dia kan bertanya kepada 'orang pintar'. 'Orang pintar' yang bisa pisahkan kanker ke kambing. Kan kasihan kambingnya. Itu masih banyak yang seperti itu," ujarnya.
Selain itu, sistem pengobatan kanker di Indonesia juga dinilai masih terlalu lamban dibandingkan dengan negara lain.
"Ketika orang sakit kanker, kalau di luar negeri pasien punya hak prerogratif untuk memutuskan diobati atau tidak. Tapi di Indonesia harus putusan keluarga besar. Itu yang sering membuat orang terlambat," pungkasnya.
Baca Juga: Deretan Pesepakbola yang Sembuh dari Kanker
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
Terkini
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi