Suara.com - Susu sapi merupakan sumber kalsium yang sangat baik. Bersamaan dengan vitamin D, gabungan kedua nutrisi tersebut dapat membuat tulang menjadi lebih kuat dan padat.
Jenis susu hewani ini juga mengandung protein, mineral fosfor, kalium, seng dan yodium, serta vitamin A, B2 (riboflavin) dan B12 (cobalamin).
Namun, tidak semua orang dapat mengonsumsinya. Ada beberapa orang yang intoleransi laktosa, sehingga mereka tidak dapat meminum susu sapi.
Sebagai gantinya, orang-orang yang tidak bisa minum susu sapi harus mengonsumsi makanan lain untuk mencukupi kebutuhan kalsium dan nutrisi lainnya.
Selain produk susu, makanan lain seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, serta tahu, juga mengandung kalisum.
Bahkan, menurut The Guardian, beberapa makanan diperkaya dengan tambahan kalsium, seperti sereal sarapan dan kedelai, oat, dan susu kacang.
Meski begitu, memang tubuh akan lebih sulit untuk menyerap kalsium dari makanan non-susu dan mereka juga harus makan lebih banyak guna memperkuat tulang.
Berapa banyak kalsium yang dibutuhkan?
Itu tergantung pada usia dan jenis kelamin, kebutuhan kalsium harian bisa bervariasi dari 360 miligram per hari hingga lebih dari 1.000 miligram bagi remaja dan wanita yang lebih tua.
Baca Juga: 4 Fungsi Mitokondria, Penghasil Energi hingga Penyimpan Kalsium
Satu cangkir 250 mililiter susu sapi mengandung sekitar 300 miligram kalsium. Jumlah tersebut juga akan ditemukan dalam:
- 200 gram yoghurt
- 250 miligram susu nabati yang diperkaya kalsium
- 100 gram salmon merah muda kalengan dengan tulang
- 100 gram tahu padat
- 115 gram kacang almond
Jumlah porsi harian alternatif susu dan non-susu yang direkomendasikan bervariasi:
- anak-anak harus mengonsumsi antara 1 dan 3,5 porsi sehari, tergantung pada usia dan jenis kelamin mereka
- wanita berusia 19 hingga 50 tahun harus mengonsumsi 2,5 porsi sehari, lalu 4 porsi saat berusia di atas 50 tahun
- pria berusia 19 hingga 70 tahun harus mengonsumsi 2,5 porsi sehari, kemudian 3,5 porsi saat berusia di atas 70 tahun.
Jadi, apabila Anda tidak minum susu, tantangannya adalah mendapatkan nutrisi yang cukup untuk memiliki pola makan seimbang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah