Suara.com - Back pain alias nyeri punggung merupakan penyakit umum yang kerap dialami banya orang. Tetapi, nyeri punggung juga sering terjadi pada perempuan hamil yang sedang menjalani masa kehamilan.
Menurut Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dr. Gatot Ibrahim, SpOT (K) Spine, sekitar 30-70 persen perempuan hamil hamil pernah merasakan atau mengalami nyeri punggung.
“Dari jumlah tersebut, 80 persen yang mengalami nyeri punggung sampai tidak bisa bekerja. Jadi fakta ini didapat dari publikasi jurnal,” ungkapnya dalam acara Webinar Kesehatan: Back Pain Pada Kehamilan, Minggu (13/2/2022).
“Selain itu, nyeri punggung yang dialami mengakibatkan aktivitas dari ibu-ibu hamil terganggu. Mulai dari aktivitas harian seperti mencuci, memasak, mengurus keluarga, atau aktivitas pekerjaan terganggu karena rasa nyeri nya,” ungkap dr. Gatot lebih lanjut.
Rasa nyeri punggung ini, dr. Gatot menambahkan bahwa itu akan berpotensi mengurangi kualitas hidup bagi perempuan hamil hamil. Fakta lain mengungkap, nyeri punggung tidak hanya terjadi pada saat perempuan hamil sedang hamil, tetapi sesudah hamil pun nyeri punggung masih terasa, sehingga efeknya tidak bisa bekerja.
“Jadi ini mengakibatkan dia cuti, bahkan sakit setelah melahirkan,” jelas dr. Gatot.
Fakta lain juga disampaikan oleh dr. Gatot, bahwa nyeri punggung pada perempuan hamil hamil, itu terjadi pada usia kehamilan di 20-28 minggu. Lebih parahnya, seringkali tidak diobati dan dianggap normal.
“Banyak ibu-ibu hamil yang menganggap bahwa kondisi ini merupakan hal yang normal dari kehamilannya. Bahkan lebih konsen ke kehamilannya, dan tidak memperdulikan nyeri punggungnya,” katanya.
“Padahal dengan penanganan yang tepat, itu dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup. Dan satu hal yang penting dari kondisi ini, terapi konservatif merupakan pilihan,” jelasnya lebih lanjut.
Baca Juga: 5 Macam Gangguan Kesehatan saat Hamil serta Cara Mengatasinya
“Artinya kita tidak melakukan intervensi bedah atau yang lain, mengingat kondisi ibu hamil yang jika dilakukan intervensi, itu akan mengganggu kehamilannya,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis