Suara.com - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita secara fisik lebih tertarik pada wajah orang-orang yang memiliki sistem kekebalan bagus.
"Tidak ada yang istimewa atau cantik dari wajah yang kita anggap menarik, jadi alasan teoritisnya adalah bahwa pasti ada hal lain yang secara konsisten dihargai ketika memilih pasangan selama ribuan tahun evolusi," kata peneliti Summer Mengelkoch dari Texas Christian University di Fort Worth.
Menurutnya, kemungkinan ada hubungannya dengan kualitas genetik orang, termasuk fungsi kekebalan.
Sebelumnya, dilansir New Scientist, para ilmuwan telah menemukan bahwa orang akan lebih tertarik pada bau badan lawan jenis yang kesehatannya bagus.
Namun, penelitian yang tidak melibatkan deteksi bahan kimia tubuh, seperti bau, telah menunjukkan hubungan yang tidak konsisten antara daya tarik dan fungsi kekebalan.
Untuk menyelidiki lebih lanjut, Mengelkoch dan rekan-rekannya meminta 159 pria dan wanita, rata-rata berusia 20 tahun, untuk difoto dengan ekspresi netral dan tidak ber-make up.
Peneliti juga mengumpulkan data kesehatan peserta, dan menguji darah serta plasma mereka untuk memeriksa fungsi kekebalan.
Selanjutnya, mereka merekrut 492 pria dan wanita lainnya, rata-rata berusia 25 tahun, untuk menilai 25 foto kelompok pertama yang dipilih secara acak.
Lalu mereka diminta untuk menilai daya tarik lawan jenis, dan partisipan tidak ditanya tentang jenis kelamin mereka.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Orang Jujur yang Kerap Kali Disepelekan, Memiliki Keyakinan Kuat!
Tim menemukan, orang yang paling banyak mendapat daya tarik mengalami tingkat fagositosis tinggi dan jumlah lebih rendah, atau aktivitas sel kekebalan yang baik.
Selain itu, pria yang lebih menarik di mata wanita memiliki sel pembunuh alami yang berfungsi dengan baik dalam plasma mereka.
Namun hal itu tidak berlaku sebaliknya, sebab pria lebih menyukai wanita dengan tingkat sel pembunuh alami yang lebih rendah.
Sel-sel itu dapat membantu melawan virus dan tumor, tetapi beberapa studi mengakitkan aktivitas sel pembunuh pada wanita dengan penurunan kadar estrogen, rendahnya kesuburan dan risiko keguguran yang tinggi.
Namun menurut peneliti, apakah orang-orang secara tidak sadar mengevaluasi fungsi kekebalan dari wajah mereka masih harus dicari tahu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis