Suara.com - Sebuah studi tentang respons antibodi terhadap vaksin Pfizer menunjukkan antibodi dari vaksin Covid-19 akan menjadi lebih tangguh setidaknya dalam enam bulan setelah vaksinasi.
Tidak hanya itu, antibodi juga menjadi lebih tepat sasaran terhadap virus corona Covid-19 ketika melawannya.
Memproduksi sejumlah besar antibodi membakar banyak energi, lapor Times of India.
Sistem kekebalan tidak dapat mempertahankan aktivitas tingkat tinggi seperti itu tanpa batas waktu, sehingga secara bertahap akan beralih memproduksi sejumlah kecil antibodi yang lebih kuat.
Bahkan, tingkat antibodi yang cukup rendah akan terus memberikan perlindungan terhadap Covid-19, selama virus tidak berubah atau bermutasi.
"Jika virusnya tidak berubah, kebanyakan orang yang mendapat dua dosis vaksin akan berada dalam kondisi yang sangat baik," jelas peneliti Ali Ellebedy dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis.
Untuk penelitian ini, tim mengumpulkan darah 42 orang dan sampel kelenjar getah bening dari 15 lainnya sebelum mereka menerima dosis pertama vaksin Pfizer.
Para peneliti juga memperoleh sampel sumsum tulang dari 11 peserta yang diambil pada minggu ke-29 dan 40 setelah dosis vaksin pertama.
Sebanyak 8 orang memberikan ketiga jenis sampel, memungkinkan para peneliti untuk melacak perkembangan respons antibodi mereka dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Alami Gejala tapi Hasilnya Negatif Virus Corona Covid-19, Bisa Jadi Ini Penyebabnya
Tidak satu pun dari 8 orang tersebut terinfeksi virus corona, sehingga respons antiboi sepenuhnya berasal dari vaksin Covid-19.
Para peneliti menemukan sel B yang akan menargetkan SARS-CoV-2 bertahan di pusat germinal selama berbulan-bulan. Pusat germinal adalah tempat di mana sel B dilatih untuk membuat antibodi dengan kualitas yang lebih baik.
Enam bulan setelah vaksinasi, 10 dari 15 orang masih memiliki sel B di pusat germinal mereka. Semakin banyak waktu yang dihabiskan sel B di pusat germinal, semakin kuat antibodi mereka.
"Pusat germinal diperkirakan hanya bertahan beberapa minggu. Jadi menemukan hal ini pada sebagian besar peserta dalam waktu lama setelah vaksinasi adalah kejutan," sambung Ellebedy.
Menurutnya, itu adalah indikasi bahwa ada respons antibodi kuat yang terus matang dan diperbaiki.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah