Suara.com - Gaya hidup sehat jadi sesuatu yang mutlak harus dilakukan di tengah pandemi yang belum usai ini. Terlebih sekarang ketika kita sedang mengalami lonjakan kasus Omicron sejak awal tahun 2022 lalu.
Dalam konten #TanyaAhlinya antara Lemonilo dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Imran Agus Nurali, SpKO selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, memberi tips mengenai apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan di masa pandemi.
“Pada dasarnya kita tetap perlu menjaga protokol kesehatan 5M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan melakukan vaksinasi). Selain itu, penting juga untuk melakukan juga olahraga, istirahat, dan makan makanan bergizi agar imunitas tubuh tetap terjaga,” tutur Imran, mengutip siaran resmi tertulis.
Menurutnya, masa pandemi juga merupakan waktu yang tepat untuk mulai menerapkan GERMAS alias Gerakan Masyarakat Sehat. GERMAS adalah gerakan nasional dari pemerintah yang berfokus pada kesehatan jangka panjang, meliputi:
- Aktivitas fisik yang teratur 30 menit setiap hari yang meningkatkan denyut nadi
- Perbanyak konsumsi buah dan sayur
- Cek kesehatan secara berkala
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Edukasi informasi kesehatan
Bukan hanya selama pandemi Covid-19, bahkan setelah pandemi nanti usai, standar protokol kesehatan untuk cuci tangan dan menggunakan masker tetap perlu dilakukan.
Cuci tangan penting untuk mencegah berbagai penyakit dan menjaga kebersihan. Sementara menggunakan masker bisa mencegah penularan penyakit TBC (tuberkulosis) maupun paparan asap rokok yang tidak baik untuk sistem pernapasan.
Menurut Imran, selain menerapkan protokol kesehatan dan GERMAS, masyarakat juga perlu mengelola stres dan mengembangkan hobi. Kedua hal ini dapat membantu pikiran tetap terjaga dengan baik di masa pandemi.
“Mengelola stres itu banyak cara ya. Masing-masing kembangkanlah hobinya. Hobi melukis, hobi menyanyi, hobi mengurus tanaman. Itu cara-cara mengelola stres, termasuk istirahat. Ini adalah salah satu protokol kesehatan yang perlu kita teruskan di masa pandemi,” ujar Imran.
Mengelola stres juga bisa dilakukan dengan cara beristirahat dengan cukup. Di masa pandemi, tidak sedikit orang yang bekerja dari rumah tetapi melupakan istirahat. Padahal di tengah kesibukan bekerja, istirahat juga perlu dilakukan.
Yuk, tetap pertahankan gaya hidup sehat yang sudah kamu biasa lakukan di masa pandemi ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis