Suara.com - Virus corona Covid-19 tidak hanya sebuah penyakit yang menyerang sistem pernapasan, tetapi juga bisa menyebabkan sindrom pasca-Covid atau Long Covid-19
Long Covid-19 bisa terjadi pada beberapa pasien virus corona Covid-19 yang sudah dinyatakan negatif atau telah pulih.
Efek dari Long Covid-19 ini adalah virus corona bisa terus melemahkan tubuh. Itu membuat orang dengan Long Covid-19 membutuhkan perawatan dan istirahat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang berusia 40 tahun ke atas, memiliki penyakit penyerta dan punya gangguan kekebalan, berisiko terkena Long Covid-19.
Mengingat fungsi kekebalan mulai berkurang secara perlahan selama periode waktu tertentu, virus menjadi lebih mudah menyerang tubuh.
Hal inilah yang menyebabkan tingkat keparahan infeksi virus corona lebih tinggi di antara mereka yang lanjut usia dan memiliki penyakit penyerta.
Demikian pula, immunocompromised juga menimbulkan ancaman besar tidak hanya tertular virus corona tetapi membuat orang rentan mengalami infeksi parah.
Pada guilirannya, hal ini bisa meningkatkan risiko Long Covid-19. Karena itu, penting untuk melindungi diri guna mencegah Long Covid-19.
Ilmuwan Inggris mengungkapkan bahwa sekitar 2 persen populasi di negaranya mengalami Long Covid-19. Tapi, survei oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) menunjukkan vaksinasi berperan penting dalam mengurangi risiko Long Covid-19.
Vaksinasi membantu mencegah infeksi virus corona Covid-19 parah. Sementara, kasus terobosan atau infeksi virus corona Covid-19 setelah vaksinasi menjadi lebih umum.
Karena itu, para ahli percaya itu juga bisa mengurangi risiko Long Covid-19 pada pasien. Anda bisa mendapatkan vaksin Covid-19 Pfizer, Moderna, AstraZeneca atau vaksin Johnson & Johnson.
Selain itu dilansir dari Times of India, data ini mencatat bahwa efektivitas vaksin Covid-19 dalam mencegah Long Covid-19 cukup tinggi pada orang berusia di atas 60 tahun dan terendah pada mereka yang berusia antara 19 dan 35 tahun.
Oleh sebab itu, penelitian ini mengatakan vaksinasi tidak hanya meringankan gejala virus corona Covid-19, tetapi juga mencegah Long Covid-19.
Adapun gejala umum Long Covid-19 adalah batuk terus-menerus, kelelahan, nyeri dada, dan sesak napas. Gejala Long Covid-19 ini akan menurun seiring waktu.
Beberapa gejala Long Covid-19 lainnya termasuk kabut otak dan gangguan indera penciuman dan perasa, yang disebut parosmia dan anosmia, berlangsung lama pada beberapa orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern