Suara.com - Seorang bayi baru lahir di Inggris meninggal dunia minggu lalu setelah mengalami demam Lassa, sebuah infeksi virus akut yang umumnya mewabah di beberapa bagian Afrika Barat.
Selain sang bayi, virus juga menginfeksi dua anggota keluarga lainnya. Namun, salah satunya sudah pulih.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) melaporkan bahwa mereka baru saja pulang dari Afrika Barat dan ketika terinfeksi dirawat di Royal Free London NHS Foundation Trust.
Demam Lassa merupakan penyakit zoonosis, artinya ditularkan ke manusia melalui kontak hewan yang terinfeksi, lapor Live Science.
Vektor hewan penyebar demam Lassa adalah tikus multimammate (Mastomys natalensis), yang hidup di seluruh Afrika Barat dan menyebarkan virus melalui kotoran serta urin.
Seseorang bisa terinfeksi Lassa jika berkontak langsung dengan partikel yang terkontaminasi kotoran tikus yang terinfeksi, atau melalui kontak darah, air liur, atau kotoran orang yang terinfeksi.
Gejalanya berupa sakit kepala, kelemahan otot ringan, dan demam rendah. Umumnya, tanda-tanda bisa memakan waktu hingga tiga minggu setelah terpapar virus.
Pada infeksi parah, orang bisa mengalami muntah, gangguan pernapasan, pendarahan, masalah neurologis dan kegagalan organ.
Demam Lassa sangat jarang menyebabkan kematian, hanya sekitar satu persen kemungkinannya.
Baca Juga: 4 Cara yang Wajib dilakukan Mencegah Demam Berdarah
UKHSA pun memantau orang-orang yang telah melakukan kontak dengan keluarga tersebut, termasuk pasien dan pekerja medis di mana bayi meninggal, yaitu Rumah Sakit Luton dan Dunstable.
Untungnya, Kepala Penasihat Medis di UKHSA Susan Hopkis mengatakan bahwa demam Lassa tidak mudah menyebar dan risiko penularan antar orang sangat rendah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?