Suara.com - Beberapa cabang olahraga tidak bisa dilakukan orang-orang yang berusia 40 tahun ke atas. Ada beberapa alasan yang membuat cabang olahraga tertentu tidak cocok bagi orang usia tertentu.
Perlu diketahui bahwa orang muda dan tua membentuk otot sebagai hasil dari olahraga dengan cara yang berbeda. Cara tubuh seseorang merespons aktivitas fisik berubah seiring bertambahnya usia.
Sebuah studi telah berusaha memahami proses biologis yang mempengaruhi cara tubuh bereaksi terhadap olahraga dan diet.
Studi itu menemukan bahwa tubuh orang tua sudah tidak efisien dan bereaksi agak lambat dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Itu karena orang tua sudah kesulitan untuk membangun kekuatan.
Tapi dilansir dari Times of India, bukan berarti seseorang harus berhenti olahraga seiring bertambahnya usia.
Sebaliknya, Anda justru semakin perlu untuk menggerakkan tubuh agar tetap bugar seiring bertambahnya usia.
Pada orang yang lebih tua, gen yang merespons latihan resistensi dan latihan kekuatan lainnya cukup tidak aktif.
Pada pria yang lebih muda, ada 150 gen yang ekspresinya berubah. Pada orang tua, perubahan hanya diamati pada 42 gen.
Pengamatan ini telah menjelaskan cukup baik perbedaan reaksi yang ditimbulkan oleh jenis olahraga yang sama pada orang yang dari berbagai usia.
Baca Juga: WHO: Varian Virus Corona yang Lebih Menular dan Bahaya Masih Bisa Muncul
Meskipun orang tua tidak mendapatkan banyak massa otot setelah olahraga, terutama latihan kekuatan, hal ini tidak boleh dijadikan alasan enggan olahraga. Manfaat olahraga tetap tidak pernah berkurang hinggal nol.
Berolahraga terbukti mengurangi risiko menjadi cacat hingga 20 persen. Aktivitas fisik juga membantu mereka mendapatkan manfaat kesehatan lainnya mencakup fleksibilitas yang lebih baik, peningkatan kekuatan dan mobilitas yang lebih tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?