Suara.com - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) prof. dr. Zubairi Djurban mengatakan bahwa Indonesia belum bisa berdamai dengan wabah Covid-19 seperti yang telah diutarakan sejumlah negara. Menurut prof. Zubairi ada sejumlah penyebab Indonesia belum bisa hidup dengan Covid-19
"Kasus belum landai. Hari ini (Selasa, 22/2) kembali naik sebanyak 57.491 kasus. Kasus aktif 549.431 kasus. Kematian tinggi. Hari ini 257 pasien," tulis prof. Zubairi dikutip dari cuitannya di Twitter, Rabu (23/2/2022).
Selain itu, cakupan vaksinasi lengkap dua dosis di Indonesia juga belum mencapai 70 persen. Ditambah lagi, lanjut prof Zubairi, kasus positif baru Covid-19 yang muncul dalam berbagai klaster.
"Banyak klaster muncul, nakes, sekolah, dan perkantoran," ujarnya.
Sebelumnya Juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi juga menyampaikan bahwa Indonesia belum bisa dipastikan telah meleqati puncak gelombang ketiga akubat paparan omicron.
Meski kasus positif nasional sempat turun pada sepekan kemarin, tetapi perlu satu minggu lagi untuk memastikan bahwa lonjakan kasus telah mereda.
"Hasil pemantauan dari Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadinya tren penurunan angka konfirmasi keseharian secara nasional setelah satu hari mencapai kasus tertinggi yaitu pada angka 64.718 hari Rabu, 16 Februari. Sejak itu, angka konfirmasi keseharian tersebut terus menurun, hingga kemarin (Senin, 21/2) dilaporkan sebanyak 34 ribu kasus," kata Nadia falam konferensi pers virtual Kemenkes, Selasa (22/2).
Penurunan kasus positif harian diikuti dengan angka positivity rate yang turun secara merata, terutama di provinsi Pulau Jawa-Bali yang paling banyak menyumbangkan infeksi baru.
Nadia menyampaikan, hingga Selasa (22/2), positivity rate nasional mulai melandai dengan angka 17,7 persen. Meski demikian, Kemenkes masih akan melihat perkembangan lonjakan kasus hingga akhir Februari.
Baca Juga: Hong Kong Temukan Virus Corona pada Makanan Beku
"Kita akan tunggu lebih lanjut karena prediksi kita minggu keempat. Tapi dari paparan yang sudah di sampaikan, selama satu minggu terakhir hampir semua provinsi terutama Jawa-Bali sudah melewati puncak kasus dan sudah terlihat ada penurunan," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan