Suara.com - Seorang pria bernama Tyson Bottenus (35) dari Rhode Island merupakan salah satu dari 120 kasus infeksi jamur hitam Cladophialophora bantiana yang terdokumentasi di dunia.
Dalam kasusnya, jamur hitam ini tumbuh di otaknya dan menyebabkan gejala. Bottenus termasuk orang yang beruntung, karena jamur hitam membunuh lebih dari 70% inangnya.
Infeksi Bottenus dimulai sekitar empat tahun lalu, ketika ia mulai mengalami beberapa gejala seperti sering sakit kepala parah, kelumpuhan wajah, hingga sulit tertawa.
Bottenus pun memeriksakan dirinya ke dokter di Rumah Sakit Umum Massachusetts, yang menyarankannya untuk MRI. Hasil menunjukkan ada lingkaran aneh di tengah otaknya, lapor Oddity Central.
Ia pun menjalani serangakaian pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisinya, dari sistiserkosis, penyakit Lyme, TBC, AIDS, dan beberapa kanker otak. Tetapi semuanya negatif.
Namun, sang dokter menemukan hal lain ketika memeriksa hasil tes laboratorium, yakni adanya jamur Cladophialophora bantiana atau jamur hitam di otak Bottenus.
Jamur yang sangat langka ini pertama kali didokumentasikan pada 1911, dan sejak saat itu hany ada 120 kasus yang dikonfirmasi, setengah kasusnya ada di India.
Sang dokter tidak tahu persis bagaimana Bottenus terinfeksi jamur hitam ini, tetapi mereka menduga itu masuk ke tubuhnya melalui luka di sikunya, ketika ia terjatuh dari sepeda.
Ia pun menjalani pengobatan obat antijamur oral dan steroid untuk mengatasi pembengkakan serta cairan yang disebabkan oleh jamur tersebut.
Baca Juga: Studi Buktikan Otak akan Memutar Kilas Balik Kehidupan Sesaat Sebelum Manusia Meninggal Dunia
Sayangnya, obat tidak bekerja sebaik yang diharapkan dokter.
Pada Maret 2020, Bottenus berhenti mengonsumsi steorid karena takut akan melemahkan sistem kekebalannya dan membuatnya mudah terinfeksi Covid-19. Tetapi ia tidak memberi tahu dokternya.
Pada bulan yang sama, ia mengalami stroke. Penglihatannya terpengaruh, bidang penglihatannya berkurang, kesulitan menulis, dan bicaranya menjadi tidak jelas dan serak.
Untungnya, masalah penglihatan Bottenus teratasi setelah menjalani operasi. Namun, ia tetap belum bisa mengendarai mobil.
Hingga kini ia tetap memiliki jamur hitam di otaknya karena lokasinya tidak memungkinkan untuk diangkat melalui pembedahan dan semua obat eksperimental sejauh ini gagal.
"Suaraku masih aneh dan ingatan jangka pendekku tidak bagus. Saya tidak bisa berjalan tanpa tersesat, tapi saya bisa menulis makalah setebal 20 halaman," ujar Bottenus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek