Suara.com - Cuci darah atau hemodialisis termasuk salah satu terapi penyakit ginjal kronis. Hemodialisis dilakukan karena ginjal telah mengalami kerusakan yang sangat parah.
Sehingga, fungsi ginjal untuk mengeluarkan kotoran atau zat sisa dalam darah perlu digantikan dengan mesin cuci darah.
"Sebetulnya terapi pengganti ginjal ada beberapa. Pertama yang paling mendekati normal adalah cangkok atau transplantasi ginjal. Kedua, itu dialisis yang sebenarnya ada dua jenis. Yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal ini sudah berkembang di Indonesia walaupun tidak terlalu banyak pasien yang melakukan. Paling umum hemodialisis," kata dokter spesialis penyakit dalam dr. Yenny Kandarini, Sp.PD-KGH., saat siaran langsung Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (7/3/2022).
Hemodialisis biasanya dilakukan pada pasien yang sudah mengidap stadium 5 penyakit ginjal kronis. Pada saat itu, memang sudah tidak bisa lagi dilakukan pengobatan lain selain cuci darah.
"Karena ginjal tidak bisa berfungsi lagi untuk membuang kotoran. Kalau dibiarkan akan menumpuk di dalam darah dan menimbulkan gejala tetap," jelas dokter Yenny.
Hemodialisis harus dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu dengan memakan waktu 4-5 jam per sekali tindakan. Terapi itu harus dilakukan seumur hidup pasien dan secara rutin karena tubuh terus menghasilkan zat sisa dari proses metabolisme.
Zat sisa yang tidak diperlukan itu harus dikeluarkan dari dalam tubuh agar tidak menyebabkan penyakit berbeda maupun merusak organ lain.
"Jadi bisa dibayangkan kalau sudah tahap akhir kita harus melakukan tindakan itu terus-menerus. Kalau tidak dilakukan tentu menimbulkan sesuatu yang fatal. Hemodialisis hanya bisa dilakukan di pusat yang ada unit hemodialisis, tidak bisa di semua tempat. Tapi, masih banyak sekali daerah yang belum ada dokter ginjal juga tempat untuk dialisis," pungkasnya.
Baca Juga: Ini yang Terjadi dalam Tubuh Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
Berita Terkait
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Di Balik Naiknya Kasus Gagal Ginjal, BPJS Kesehatan Jadi Penyelamat Jutaan Jiwa Termasuk Disabilitas
-
Benarkah Transplantasi Ginjal Bisa Dilakukan Tanpa Harus Cuci Darah?
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja