Suara.com - Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan demam berdarah dengue atau DBD bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun, ia menegaskan bahwa meski bisa sembuh dengan sendirinya, hal ini tidak bisa disamaratakan untuk semua orang. Hal ini karena ada tolok ukur mengenai kriteria pasien DBD yang bisa sembuh sendiri.
"Sebagian besar pasien demam berdarah, khususnya yang trombositnya masih di atas 100 ribu, itu enggak perlu dirawat, dan akan sembuh sendiri," ujar Prof. Zubairi dalam cuitannya yang dikutip suara.com, Sabtu (12/3/2022).
Meski begitu, Prof. Zubairi mengatakan meski trombosit di atas 100 ribu, namun keputusan apakah harus dirawat dan tidak di rumah sakit tetap harus berkonsultasi dan sesuai dengan diagnosis dokter.
Perlu diketahui, virus dengue penyebab DBD yang menginfeksi sel darah merah atau trombosit, membuat sel trombosit rusak, yang menyebabkan jumlah trombosit menurun.
Turunnya trombosit inilah yang berbahaya, karena bisa menyebabkan pendarahan di dalam maupun di luar tubuh.
Profesor yang juga Guru Besar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menjelaskan, kriteria pasien DBD yang harus dirawat dan dipantau terus oleh dokter jika trombosit di bawah 100 ribu dan demam tinggi yang tidak kunjung turun.
"Albumin (protein pembentuk darah) kurang dari 5 gram, kebocoran plasma atau keluarnya cairan di pembuluh darah, dan timbul edema paru (kesulitan bernapas karena cairan menumpuk di paru-paru)," jelasnya.
Selain itu ada juga kondisi pasien DBD yang masuk kategori gawat dan parah sehingga harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Tak Kalah Mematikan dari COVID-19, 164 Penduduk Dilaporkan Meninggal Dunia Akibat Virus Dengue
"Harus diidentifikasi dulu yang melibatkan beberapa variabel diagnostik (keparahan penyakit). Seperti tingkat hemokonsentrasi, konsentrasi albumin, tingkat hipoalbuminemia, jumlah trombosit, rasio AST, dan sebagainya,"ungkapnya.
Terakhir, profesor yang berpraktik di RS Kramat 128 itu kembali menegaskan, semua kondisi dan gejalanya harus berdasarkan pemeriksaan dan konsultasi dokter.
"Sebab demam berdarah tak cuma masalah trombosit, namun melibatkan juga variabel-variabel lain," tutup Prof. Zubairi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar