Suara.com - Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan dalam sepekan terakhir. Penurunan ini diikuti juga oleh penurunan angka keterisian rumah sakit nasional menjadi 19 persen dari 21 persen pada (14/3/2022).
Meski demikian, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa walau ada sejumlah indikator perbaikan dalam penanganan pandemi Covid-19, namun Indonesia belum bisa merasa aman. Terutama menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri saat orang cenderung lebih banyak melakukan mobilitas.
"Kita sebentar lagi akan masuk bulan Ramadan dan juga Idulfitri, tai saya ingin sharing bahwa kita saat ini belum aman," ujar Siti Nadia saat webinar Do Research, Social Service and Innovation (D’RoSSI) Open Lecture: Omicron Benarkah Tidak Berbahaya, Kamis, (17/3/2022).
Ia mengatakan bahwa saat ini masyraakat memang cenderung mengalami gejala ringan seperti flu dan relatif bisa cepat sembu. Nadia juga mengatakan bahwa hasil tes PCR saat ini umumnya akan negatif pada 5-6 hari setelah gejala pertama muncul.
"Tapi laju penularan masih cukup tinggi, angkanya masih di 1,1, dan juga 1,0. Kita pernah turun Desember dan pertengan Januari, angka reproduksi di bawah 1. Ini indikator, kalau kita mau masuk ke endemi maka reproduksi di bawha angka satu dan harus dipertahankan cukup lama," kata Nadia.
Nadia memaparkan, jika melihat pengalamman di gelombang sebelumnya, wilayah Jawa Bali memang relatif akan lebih dulu melandai. Sedangkan untuk wilayah luar Jawa dan Bali baru akan turun tiga hingga empat minggu kemudian.
Jadi artinya fenomena ping pong haru kita jaga. Jangan sampai aktivitas meningkat di luar Jawa Bali, lalu ada mobilitas ke Jawa Bali, dan jadi meningkat, dan berlaku sebaliknya." kata Nadia.
"Apalagi mendekati Idulfitri dan Ramadan banyak melakukan ritual pulang kampung, kemudian nyekar nanti akan melakukan mobilisasi. Makanya, kita terus melakukan monitor untuk pelonggaran dari pengetatan aktivitas masyarakat. Yang pasti masih harus tetep kita pantau," kata dia.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Harga Bunga Tabur di Petani Boyolali Justru Turun, Ini Penyebabnya
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!