Suara.com - Infeksi saluran kencing (ISK) bisa terjadi pada bayi, terutama yang masih berusia di bawah 1 tahun. Pada bayi yang biasanya tenang atau tidak mudah rewel, gejala ISK bisa jadi tidak terlihat.
Tetapi, orangtua masih bisa melihat tanda lain untuk curiga. Dokter spesialis anak dr. Buntat Huang, Sp.A., mengatakan, orangtua sebaiknya waspada apabila berat badan anak sulit naik dan lambat laun tidak nafsu makan. Kondisi itu tentu membuat ada jadi lebih mudah sakit.
"Apakah anak mengalami infeksi saluran kencing, pada kondisi ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan," kata dokter Buntat saat siaran langsung Instagram Eka Hospital, Senin (21/3/2022).
Pemeriksaan ISK dilakukan dengan tes kultur urine untuk mendeteksi bakteri dalam urine. Dokter Buntat menjelaskan bahwa ISK memang terjadi akibat masuknya bakteri ke uretra (organ genital keluarnya urine), kemudian masuk ke saluran kemih dan berkembang biak.
Pemeriksaan kultur urine itu juga untuk mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi saluran kemih anak.
"Agar bisa mencari antibiotik yang sensitif terhadap bakteri yang tumbuh itu," ujarnya.
Ia menambahkan, ISK dengan gejala biasanya menimbulkan demam, muntah, juga buang air kecil sedikit tapi sering. Namun, tidak semua bayi akan mengalami gejala tersebut. Sehingga yang paling pasti, sebaiknya mengontrol berat badan anak.
Pengobatan ISK pada anak biasanya disarankan untuk dilakukan terapi antibiotik selama 7 sampai 10 hari. Oleh sebab itu, pemeriksaan kultur urine sangat penting dilakukan untuk menyocokkan jenis bakteri yang menginfeksi dengan antibiotik.
"Memang sekitar 60-80 persen penyebabnya bakteri e-coli. Kemudian setelah diobati tentu sebaiknya dicek ulang lagi apakah bayi masih ada gejala atau tidak," sarannya.
Baca Juga: Gubernur Sulsel Prihatin Terhadap Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Bayi di Jeneponto
ISK bisa disembuhkan secara total dengan terapi antibiotik yang sesuai. Meski begitu, diakui dokter Buntat bahwa kemungkinan infeksi berulang juga masih bisa terjadi, terutama jika kebersihan popok ataupun diapers anak kurang diperhatikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah