Suara.com - Orang-orang yang berpuasa tak jarang mengalami sembelit atau gangguan pencernaan lainnya karena ada perubahan kebiasaan makan, seperti porsi makan dan waktu makan. Lantas, bagaimana cara mengatasi sembelit saat puasa? Untuk selengkapnya, berikut ini penjelasannya.
Dalam berbagai kasus, sembelit saat sedang berpuasa disebabkan oleh usus besar yang terlalu banyak menyerap air dari makanan yang berada di usus besar. Makanan yang semakin lambat bergerak lewat saluran pencernaan, maka usus besar akan semakin banyak menyerap air. Hal ini menyebabkan feses mengering, ini membuat frekuensi BAB berkurang.
Mengalami sembelit saat berpuasa tentunya membuat tidak nyaman. Kondisi tersebut bukan hanya menjadikan penderitanya jarang BAB, tapi juga memunculkan gejala tidak nyaman dan mengganggu. Misalnya perut terasa penuh, feses kering, sakit perut, dan BAB berdarah. Melansir dari sejumlah sumber, berikut ini cara mengatasi sembelit saat puasa.
Cara Mengatasi Sembelit Saat Berpuasa
1. Mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan serat saat bersantap sahur dan berbuka, misalnya buah dan sayuran.
2. Jangan sampai kekurangan cairan saat sedang puasa, setidaknya Anda bisa mengonsumi air mineral sehari delapan gelas. Caranya, air mineral dua gelas saat bersantap sahur, dan air mineral dua gelas saat berbuka, serta empat gelas air mineral saat malam.
3. Batasi mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi seperti gorengan dan semacamnya. Selain itu, batasi juga produk olahan susu.
4. Minum kafein diperbolehkan saat berpuasa karena memicu BAB, akan tetapi jangan berlebihan mengonsumsinya karena dapat meningkatkan asam lambung.
5. Olahraga dapat lancarkan saluran pencernaan. Oleh karena itu lakukan olahraga per hari setidaknya 15-30 menit. Anda bisa berolahraga jelang waktu buka puasa agar tidak kelelahan.
7. Hindari menunda BAB karena kebiasaan ini bisa memicu sembelit.
Penyebab Sembelit
Penting juga untuk mengetahui penyebab sembelit. Umumnya, seseorang akan dikatakan sembelit jika tidak BAB lebih dari 3-7 tujuh hari. Biasanya, selepas tiga hari struktur feses cenderung mengeras sehingga semakin sulit dikeluarkan.
Lantas, apa penyebab sembelit saat berpuasa? Penyebabnya yakni kurang makan makanan berserat, kurang cairan, terlalu berlebihan makan makanan berlemak. Jadi, jika tidak ingin sembelit, pastikan untuk menghindari penyebabnya.
Demikian informasi mengenai cara mengatasi sembelit saat puasa. Semoga informasi ini bermanfaat. Dan, selamat berpuasa bagi yang menjalankan.
Kontributor : Ulil Azmi
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis