Suara.com - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyoroti para youtuber pendaki gunung, yang asik memamerkan aktivitas merokok dalam videonya bisa memicu anak muda lain ikut merokok.
Ini karena banyak anak muda yang juga menyukai aktivitas alam menonton video tersebut, bisa ikut terdorong dan juga ingin merokok.
"Dengan dia merokok dan masuk ke YouTube, itu juga ditonton oleh para anak muda yang gemar menonton YouTube mendaki gunung, dan bisa memicu orang jadi perokok karena mereka melihat aktivitas itu," ujar Tulus dalam acara konferensi pers laporan Vape Tricks Indonesia, di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2022).
Padahal memperlihatkan aktivitas merokok lewat media ini sudah diatur dalam peraturan pemerintah atau PP 109 tahun 2012 yang menyebutkan bahwa media elektronik dilarang atau tidak boleh menampilkan wujud rokok, bungkus rokok, hingga adegan merokok yang dilarang.
Meski sayangnya dalam PP 109 tahun 2012 itu banyak kelemahan, dan menunjukan bahwa PP perlu segera direvisi, karena tidak menjelaskan media seperti YouTube atau media lainnya masuk dalam aturan tersebut.
"Di media digital apakah masuk definisi media elektronik atau tidak, ditambah media digital mereka tidak punya aturan jam tayang, dan jam berapapun pasti muncul. Apalagi belum ada aturan dari sisi konten di media digital terkait iklan rokok itu," ungkap Tulus.
Tidak hanya itu, aktivitas merokok saat mendaki gunung juga dinilai Tulus, sangat pro dan kontra dari konsep cinta lingkungan itu sendiri.
Ini karena banyak temuan yang menyebutkan kebakaran hutan Indonesia, salah satu sebabnya karena puntung rokok yang tidak dimatikan dan dibuang sembarangan.
"Karena dari data yang ada itu kebakaran hutan yang ada di Indonesia, salah satu sebabnya adalah puntung rokok, sehingga sangat logis ketika dia merokok puntungnya dibuang kemana," terang Tulus.
Baca Juga: MSI Gaming YouTuber Academy Digelar 9 April, Kupas Konsep Pembuatan Konten Game
Sehingga ia berharap adanya aturan pelarangan iklan rokok di semua media. Sehingga bukan hanya batas jam tayang dan pengaturan isi konten seperti saat ini.
"Tapi larangan terhadap iklan perokok secara total, maupun rokok konvensional maupun rokok elektrik," tutup Tulus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!