Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) AS menyarankan untuk memperbarui vaksin Covid-19 untuk memastikan perlindungan tingkat tinggi karena virus corona akan terus berkembang.
Dalam dokumen yang terbit minggu ini, FDA mengatakan bahwa ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami varian Covid dan efektivitas vaksin.
Misalnya, mutasi pada protein lonjakan, yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia, telah mengurangi efektivitas vaksin Covid-19 yang ada.
Itu terjadi karena vaksin saat ini dikembangkan untuk menargetkan protein lonjakan SARS-CoV-2 pertama yang muncul di Wuhan, China.
Melansir CNBC, komite penasehat FDA yang terdiri dari pakar vaksin mengatakan AS dapat membuat rekomendasi tentang mengubah komposisi yang saat ini digunakan.
Pfizer dan Moderna saat ini sedang melakukan uji klinis vaksin berdasarkan varian Omicron, yang mulai mendominasi di seluruh dunia.
Omicron dan subvarian BA.2 memiliki banyak mutasi yang memberi virus kemampuan menghindari vaksin.
Efektivitas vaksin Pfizer atau Moderna terhadap Omicron turun dari 70% menjadi 10% dalam 25 minggu setelah suntikan dosis kedua.
Sementara vaksin booster meningkatkan perlindungan hingga 75% selama sekitar 4 minggu, lalu turun kembali menjadi 25% hingga 40% setelah 15 minggu suntikan.
Baca Juga: Aturan Mudik Naik Kereta Api di Ramadhan 2022: Masih Harus Tes PCR, Kecuali Sudah Vaksin Booster
Sebelum vaksin yang diperbarui digunakan, FDA perlu melihat data uji klinis sebelum mengizinkan setiap perubahan dalam komposisi vaksin Covid-19 untuk memastikan efektivitasnya dan efek sampingnya.
FDA mengusulkan untuk menggunakan proses seperti pembuatan vaksin flu sebagai panduan memperbarui vaksin Covid-19, yakni menganalisis dua kali setahun dan membuat rekomendasi komposisi vaksin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Solusi Menkeu Baru Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Bikin Ekonomi Ngebut Biar Rakyat Sibuk Cari Makan Enak
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?