Suara.com - Diabetes menjadi salah satu penyakit paling banyak diidap masyarakat dunia. Di India, peningkatan jumlah penderita diabetes sebanyak 51 juta atau 58 persen pada 2010, diperkirakan naik menjadi 87 juta jiwa pada tahun 2030.
Masalahnya, diabetes tidak hanya memengaruhi kadar gula dalam darah tapi juga berisiko menyebabkan kerusakan ginjal. Menurut Konsultan dan Departemen Nefrologi, Dr. Amjad Khan Pathan, ginjal merupakan organ penting untuk menjaga homeostasis dalam tubuh.
Saat gula tidak terkontrol, hal itu dapat memberi tekanan ekstra pada ginjal.
Apa Saja Tanda Kerusakan Ginjal Pada Pasien Diabetes?
Dilansir dari HealthShots, kerusakan ginjal dengan diabetes dimulai dengan kebocoran protein pada urin. Pasien akan menyadari perubahan yang terdapat dari buih air urinnya.
Pencegahan
Kunci untuk mencegah kerusakan ginjal adalah dengan melakukan diagnosis dini. Setelah terdiagnosis diabetes, mintalah dokter untuk rutin memeriksakan fungsi ginjal, mulai dari tes urin atau tes darah.
Pemeriksaan ini dapat membantu mencegah dari kerusakan ginjal, sehingga dokter akan memberikan resep perawatan yang tepat.
Tentu harus disadari bahwa diabetes bukanlah penyakit yang hanya bisa diobati dengan obat-obatan. Manajemen diabetes dibutuhkan lewat pendekatan holistik serta perubahan gaya hidup.
“Setelah Anda terdeteksi menderita diabetes, kita harus bekerja pada ketiga prinsip manajemen diabetes, yakni olahraga, diet, dan pengobatan tepat waktu,” ungkap Dr. Amjad Khan.
Dengan olahraga secara teratur, ini akan membantu mengendalikan diabetes, mengontrol gula, serta menjaga berat badan yang ideal.
Baca Juga: Tak Hanya Karena Makanan, Tinggal di Lingkungan dengan Polusi Udara Tinggi Beresiko Terkena Diabetes
Selain itu, perlu juga lakukan diet sehat dengan mengonsumsi sedikit gula, garam, dan makanan yang tinggi karbohidrat.
“Mengkonsumsi obat dan insulin yang tepat waktu akan membantu Anda mencapai target kadar gula darah Anda. Setiap tiga bulan, periksa HBA1C yang akan memberi kadar gula darah rata-rata dalam tiga bulan terakhir,” saran Dr. Amjad.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis