Suara.com - Pakar mengatakan manfaat yang didapat anak dari imunisasi bukan cuma terhindar dari risiko penyakit menular seperti campak dan polio.
Dijelaskan dr Mei Neni Sitaresmi dari Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi juga penting untuk pencegahan stunting pada bayi dan balita.
"Imunisasi sangat penting sekali untuk menjaga kesehatan dan mencegah stunting," ujarnya dikutip dari ANTARA, Selasa (19/4/2022).
Mei Neni mengatakan bahwa kematian pada bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit radang paru-paru, diare, infeksi otak, dan campak. Penyakit-penyakit tersebut, kata dia, dapat dicegah dengan imunisasi.
Penyakit radang paru-paru bisa dicegah dengan vaksin Pentabio, MR, dan PCV, sementara diare dicegah dengan vaksin rotavirus. Penyakit infeksi otak bisa dicegah menggunakan vaksin HIB (Pentabio), PCV, MR, dan JE, sedangkan pencegahan penyakit campak bisa melalui vaksin MR.
Mei Neni menegaskan bahwa imunisasi merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan serta mencegah penyakit pada bayi dan balita.
"Dari 1 juta anak dari 62 negara ternyata anak yang mendapat imunisasi lengkap mempunyai risiko meninggal sekitar 0,73, jadi risiko meninggalnya lebih kecil dibanding mereka yang tidak divaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap," ucap dia.
Lebih lanjut, Mei Neni juga menyampaikan pentingnya imunisasi untuk mencegah stunting atau kekerdilan pada bayi dan balita.
Dia mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil dari sejumlah penelitian yang telah dipublikasikan, ditemukan hubungan antara imunisasi dan stunting.
Baca Juga: Tak Hanya Imunisasi Dasar, Anak Juga Butuh Imunisasi Lanjutan
Salah satunya sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 286.500 anak usia 12-59 bulan di wilayah pedesaan di Indonesia. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa prevalensi stunting pada anak yang tidak diimunisasi dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang diimunisasi lengkap.
"Ternyata kejadian stunting pada yang tidak diimunisasi dua kali lipat dibandingkan dengan yang diimunisasi lengkap. Kalau yang imunisasi lengkap sekitar 10 persen, yang tidak diimunisasi 21,1 persen. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara imunisasi dan stunting," kata dia.
Oleh karena itu, Mei Neni menganjurkan agar anak-anak bisa memperoleh imunisasi lengkap. Dia meminta masyarakat untuk tidak khawatir karena vaksin yang dibuat telah melalui serangkaian uji pre-klinis, uji klinis, dan post marketing untuk menjamin manfaat dan keamanan vaksin.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan bahwa upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi juga terus dilakukan, antara lain dengan mempertahankan imunisasi rutin, imunisasi ganda, dan aktif melaksanakan Bulan Imunisasi Anak (BIAN).
Berita Terkait
-
Rahasia ASI Berkualitas untuk Lawan Stunting: Fokus Ternyata Ada di Sini, Jauh Sebelum Hamil!
-
Banjir Sumatera: IDAI Soroti Krisis Air Bersih dan Lonjakan Penyakit Menular pada Anak
-
IDAI Desak Banjir Sumatera Jadi Bencana Nasional: Anak Paling Rentan Terimbas
-
IDAI Ingatkan: Dalam Situasi Bencana, Kesehatan Fisik hingga Mental Anak Harus Jadi Prioritas
-
IDAI Ingatkan: Jangan Berangkat Liburan Akhir Tahun Sebelum Cek Vaksin Anak!
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah