Suara.com - Kasus hepatitis telah dikonfirmasi di beberapa negara di seluruh dunia, sehingga perlu mengintensifkan upaya untuk mengidentifikasi penyebabnya.
Hipotesis sementara mengatakan bahwa adenovirus yang diketahui tidak menyebabkan penyakit serius mungkin menjadi penyebab meningkatkan jumlah kasus hepatitis.
Ada pula spekulasi yang mengatakan bahwa varian baru virus, yang merupakan patogen berbasis DNA bisa berperan dalam meningkatkan kasus hepatitis.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) pun telah mengeluarkan penyataan mengenai meningkatnya prevalensi kasus hepatitis di kalangan anak-anak setelah kasus ini ditemukan di beberapa negara.
Semua orangtua pun diminta selalu mewaspadai gejala apapun pada anak yang mungkin berkaitan dengan hepatitis.
Adapun gejalanya bisa meliputi mata dan kulit menguning, nyeri otot dan sendi, urine berwarna gelap, feses berwarna pucat, kulit gatal, kehilangan nafsu makan, dan sakit perut, serta demam tinggi.
Dokter Zania Stamataki, profesor di bidang imunologi virus di Pusat Penelitian Hati dan Gastrointestinal, di Universitas Birmingham, mengatakan peradangan hati atau hepatitis yang disebabkan oleh adenovirus ini jarang terjadi pada anak muda, kecuali anak dengan gangguan sistem kekebalan.
"Jika virus dicurigai sebagai penyebab kerusakan hati, kita perlu memastikan virus atau sistem kekebalan yang merusak hati dengan cepat," kata Zania dikutip dari Express.
Pakar melanjutkan meningkatnya insiden anak-anak dengan hepatitis onset mendadak tidak biasa dan mengkhawatirkan.
Baca Juga: Peneliti: Orang Gangguan Kejiwaan Berisiko Terinfeksi Virus Corona Meski Sudah Vaksin Covid-19
Jika adenovirus yang harus disalahkan, ini bisa menjadi varian baru adenovirus yang menyebabkan cedera hati pada anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang belum kuat.
"Jika adenovirus adalah penyebab hepatitis pada anak-anak yang dinyatakan sehat. Kita harus menemukan infeksi lain dan penyebab lingkungan yang bisa mempercepat peradangan adenoviral," jelasnya.
Profesor Deirdre Kelly, Profesor Herpetologi Anak di Universitas Birmingham, menekankan bahwa insiden hepatitis yang tinggi di antara anak-anak jarang terjadi.
Ia mengatakan hampir semua anak-anak dengan hepatitis sembuh dengan sendirinya. Hanya sejumlah kecil kasus yang membutuhkan transplantasi hati.
Ada lima jenis hepatitis, yang semuanya menyebabkan peradangan hati tetapi berbeda dalam cara penularannya.
Tipe A dan E ditularkan melalui air dan makanan yang terkontaminasi, sedangkan tipe B, C dan D ditularkan melalui darah yang terinfeksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis